

Soal Paparan H2S di PLTP Sorik Merapi, Kementerian ESDM Tugaskan Tim Lakukan Investigasi
LISTRIK September 30, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Guna merespons kejadian paparan gas hidrogen sulfida (H2S) di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kementerian ESDM menugaskan tim dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk melakukan investigasi.
Hal ini disampaikan Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
“Saat ini, tim telah berada di lokasi dan melakukan koordinasi dengan Pemda Kabupaten Mandailing Natal, kepolisian, dan PT SMGP (Sorik Marapi Geothermal Power) untuk penanganan dan penelusuran lebih lanjut,” ujarnya.

Menurut Harris, pihaknya telah mendapat laporan dari SMGP selaku pengembang lapangan panas bumi Sorik Marapi, bahwa pada 27 September 2022 sekitar pukul 18.00 WIB, terdapat beberapa orang warga dari Desa Sibangor Julu dan Desa Sibangor Tonga yang mengaku mencium bau menyengat dari Wellpad T, yang mengakibatkan beberapa orang warga mengalami gejala sesak nafas dan muntah.
“Saat laporan keluhan warga diterima, aktivitas di Wellpad T adalah kegiatan bleeding sumur T-11 untuk menetralisir gas di dalam sumur yang menjadi bagian dalam rangkaian proses uji alir sumur T-11,” ungkapnya.
“Proses bleeding dimulai pukul 15.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB dan direncanakan untuk dilanjutkan kembali keesokan harinya, namunbeberapa saat setelahnya PT SMGP mendapat laporan adanya keluhan dari warga,” sambung Harris.
Lebih jauh ia mengatakan, kegiatan uji alir sumur panas bumi memiliki risiko salah satunya berupa keluarnya gas H2S dalam prosesnya yang telah diantisipasi dengan serangkaian prosedur ketat, antara lain dengan melakukan penetralan gas H2S sebelum fluida sumur panas bumi dialirkan.
“Pada tahap persiapan, kegiatan uji alir sumur tersebut sebelumnya telah dikoordinasikan dan mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal, kepolisian dan masyarakat sekitar. Sedangkan, pada tahap pelaksanaan, kegiatan tersebut juga dalam pengawasan bersama oleh Ditjen EBTKE, pemda, kepolisian, dan perwakilan masyarakat sekitar,” paparnya.
Harris juga menambahkan bahwa penanganan dampak salah satunya difokuskan kepada warga yang mengeluhkan kesehatan.
“Dilaporkan sebanyak 79 orang warga dirawat di rumah sakit setempat dan sebanyak 18 orang di antaranya telah kembali ke rumah,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, situasi instalasi dan peralatan di PLTP Sorik Marapi dalam kondisi normal. Sementara, rangkaian kegiatan uji alir sumur T-11 telah dihentikan dan sumur dalam kondisi tertutup dan aman.
“Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM mengharapkan dukungan dari semua pihak agar situasi kondusif saat ini dapat tetap terjaga,” pungkasnya.(Ert/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.