Logo SitusEnergi
SKK Migas : 2020 Adalah Tahun Yang Sulit SKK Migas : 2020 Adalah Tahun Yang Sulit
Jakarta, situseneergy.com Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut, tahun 2020 adalah tahun yang sulit untuk sektor... SKK Migas : 2020 Adalah Tahun Yang Sulit

Jakarta, situseneergy.com

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut, tahun 2020 adalah tahun yang sulit untuk sektor hulu migas. Selain pandemi covid-19, harga minyak yang melemah juga membuat sektor tersebut tak mampu berlari kencang tahun ini.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam paparan kinerja 2020 dan outlook sektor hulu migas 2021 mengungkapkan, dari target lifting migas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dipatok mencapai 755 ribu BOPD, hanya tercapai 706 ribu BOPD saja, atau 93,5 persen dari target.

Namun demikian jika dibandingkan dengan APBN-P 2020, maka capaiannya 100,2 persen atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 705 ribu BOPD.

Sedangkan lifting gas dilaporkan sebesar 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Capaian ini masih di bawah target APBN-P sebesar 5.556 MMSCFD atau 98,3 persen dari target. Jika dibandingkan dengan APBN awal yang dipatok sebesar 6.670 MMSCFD, maka capaian tersebut hanya 81,87 persen.

“Tahun 2020 ini merupakan tahun yang sulit bagi semua pelaku usaha. Selain terdampak Covid-19, juga diperparah dengan rendahnya harga minyak dunia. Namun berkat kerja keras bersama KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), pada akhirnya industri hulu migas berhasil melampaui beberapa target yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujar Dwi dalam paparannya, Kamis (31/13/2020).

BACA JUGA   Ketahanan, Swasembada, dan Kemandirian Energi?

Dalam kesempatan itu, Dwi juga melaporkan penerimaan negara dari hulu migas yang berhasil dicapai, yakni sebesar USD 8,4 miliar, atau 141 persen dari target yang dipatok sebesar USD 5,86 miliar.

Capaian lain yang dilaporkan yakni investasi sektor hulu migas yang tercapai USD 10,21 miliar dan cost recovery sebesar USD 8,12 miliar atau sesuai dengan target pemerintah. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *