

Sistem Pengadaan Minyak RI Belum Sesuai Harapan, Kinerja Komut Pertamina Dipertanyakan
ENERGI March 29, 2020 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergy.com – Penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) ternyata belum terlihat kinerja baiknya. Pada awal penunjukan digembar -gemborkan bahwa Ahok bisa membawa perubahan proses bisnis di Pertamina akan semakin baik khususnya terhadap transparansi tata cara pembelian minyak mentah, kondensat dan BBM serta LPG, untuk memenuhi konsumsi dalam negeri.
Direkrtur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, mengatakan lifting migas nasional turun terus hingga saat ini hanya sekitar kurang lebih 715.000 BOPD (Barrel Oil Per Day) dan yang masuk ke kilang Pertamina hanya sekitar 500.000 BOPD, sisanya di eksport oleh KKKS.
Sementara konsumsi BBM nasional sudah mencapai angka 1,5 juta barrel per hari, dan total kapasitas kilang minyak Pertamina efektif termasuk kilang TPPI hanya sekitar 900.000 barrel. Sehingga terjadi ketimpangan pasokan crude domestik terhadap kebutuhan sehingga harus impor. Saat ini impor crude dan kondensat sekitar 400.000 barrel perhari atau sekitar 12 juta barrel per bulan, belum termasuk impor BBM.
“Maka apa yang sering digembar gemborkan oleh direksi Pertamina dan Komut Pertamina akan bisa dianggap sebagai kebohongan publik, karena ISC dalam membeli minyak mentah masih membuat sistem prosedur yang naif, yaitu masih mewajibkan menyebut nama negara dan nama lapangan minyak yang semua itu telah di ijon oleh trader seperti Glencore, Trafigura dan Vitol dan lain, padahal NOC tempat asal minyak tersebut merupakan rekanan terdaftar juga di ISC, contohnya NNPC, Sonangol, Adnoc, Saudi Aramco, Petronas, Socar, Petrochina,” kata Yusri Usman dalam keterangannya, Minggu (29/3).
Dia menambahkan apabila publik tidak percaya persoalan ini, dia mempersilahkan buka data siapa pemasok minyak paling banyak selama fungsi ISC diberikan kewenangan tunggal setelah Petral dibekukan. Padahal unit – unit kilang Pertamina itu tidak mengenal nama negara dan nama lapangan minyak.
Dalam struktur organisasi PT Pertamina (Persero), Fungsi ISC berada dileher Direktur Utama dan bertanggung jawab langsung ke Dirut. Dalam operasionalnya ISC berhubungan dengan Direktorat Pengolahan/ Kilang dan Direktorat Pemasaran soal kebutuhan BBM, sehingga kalau ada penyimpangan yang dilakukan ISC, maka Dirut Pertamina harus ikut bertanggung jawab.
“Sepertinya ada keengganan dari Pejabat ISC untuk membuat suatu aturan yang memungkinkan agar Pertamina dapat dengan lancar bertransaksi secara langsung dengan NOC ataupun MOC,” ulasnya. (DIN/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.