Logo SitusEnergi
SIAPA MENANG? REBUTAN PROYEK PIPA GAS CISEM ANTARA ESDM DAN BPH MIGAS SIAPA MENANG? REBUTAN PROYEK PIPA GAS CISEM ANTARA ESDM DAN BPH MIGAS
Oleh : Inas N Zubir Mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI   Adanya polemik antara Menteri ESDM dengan BPH Migas tentang proyek pembangunan Pipa... SIAPA MENANG? REBUTAN PROYEK PIPA GAS CISEM ANTARA ESDM DAN BPH MIGAS

Oleh : Inas N Zubir
Mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI

 

Adanya polemik antara Menteri ESDM dengan BPH Migas tentang proyek pembangunan Pipa gas Cirebon Semarang (Cisem), menimbulkan tanda tanya besar! Ada apakah gerangan?

Baru saja Menteri ESDM memutuskan untuk mengambil alih proyek pembangunan Pipa Cirebon Semarang (Cisem), padahal proyek ini yang sebelumnya dimenangkan tender-nya oleh PT. Rekayasa Industri/BUMN 15 tahun yang lalu yakni pada tahun 2006, dengan toll fee sebesar US$ 0,36 /MMBTU. Sedangkan urutan pemenang kedua adalah Bakrie/BNBR dan ketiga adalah PGN/BUMN.

Namun pada tanggal 2 Oktober 2020, PT Rekayasa Industri (Rekin) mengundurkan diri. Nah lho! ada apa nih? Apakah karena nggak punya duit untuk mengerjakan proyek tersebut atau ada bisikan dari yang lain? Tapi ternyata proyek ini tidak lagi ekonomis.

Dengan mundurnya Rekin maka BPH Migas menunjuk pemenang kedua yakni PT Bakrie and Brothers (BNBR) Pada tanggal 1 Maret 2021, yang dalam tender tahun 2006 menempati posisi kedua dengan pengajuan toll fee sebesar US$ 0,42/MMBTU.

Padahal bisnis BNBR juga sedang tertekan, dimana pada kuartal III-2020 saja menderita rugi bersih sebesar Rp240 miliar, sehingga penunjukan oleh BPH Migas untuk mengerjakan proyek senilai Rp. 5.3 triliun tersebut, diduga cukup berat bagi keuangan BNBR apalagi jika proyek tersebut juga sudah tidak lagi ekonomis.

BACA JUGA   Harga Minyak Lanjut Menguat, WTI Sentuh Level Tertinggi 7 Tahun

Jadi boleh dong kalau kita menduga bahwa pengambilalihan proyek pipa gas Cisem oleh Mentri ESDM tersebut bertujuan demi menolong BNBR saja. Bisa jadi proyek tersebut dikerjakan oleh Kementrian ESDM tapi pipanya disuplai oleh Bakrie Pipe Industries.

Sedangkan BPH Migas juga menilai sangat tidak masuk akal jika proyek Cisem diambil alih oleh Mentri ESDM, karena pastinya akan menggunakan APBN untuk membangun proyek tersebut, apalagi Pemerintah juga sedang ngos-ngosan dalam mengatasi pandemi covid 19.

Justru yang harus dicermati adalah bahwa persoalan ini sangat mirip dengan persoalan pipa gas Kalija 1 dari Kepodang ke Tambak Loro, Jawa Tengah, dimana pemenang tender pada saat itu adalah PT. Barata/BUMN, BNBR/Bakrie, PGN/BUMN, dimana pemenang-nya adalah Barata tapi mangkrak, kemudian ditunjuk pemenang kedua, yakni Bakrie, tapi mangkrak juga, dan akhirnya diambil alih Pemerintah yang kemudian menugaskan PGN untuk mengerjakan proyek tersebut melalui joint venture dengan Bakrie melalui PT. Kalimantan Jawa Gas, dan yang menarik adalah seluruh pipanya disuplai oleh Bakrie Pipe Industries!

Apabila pipa gas Cisem ini diambil alih oleh Pemerintah melalui Kementrian ESDM maka yang akan melaksanakan sudah pasti BUMN bukan? Siapa lagi kalau bukan PGN! Dan kita bisa menduga bahwa praktik yang sama dengan Kalija 1 pun akan terjadi, yakni PGN disuruh joint venture lagi dengan Bakrie dan pipa gas-nya disuplai lagi dari Bakrie Pipe Industries!

BACA JUGA   2024, Pertamina Hulu Rokan Targetkan Pendapatan US$ 3 Miliar

Sebagai informasi, bahwa Negara sudah membangung Pipa transmisi gas melalu Badan Usaha Milik Negara, yakni PGN dan anak usahanya sepanjang 4751 km (98% dr pipa transmisi gas bumi nasional) dan pipa distribusi sepanjang 5.418 km (89 % dr pipa distribusi gas bumi Nasional dan swasta 11% persen).

Oleh karena itu, jika BPH Migas ingin menunjuk BNBR/Bakrie, seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, asalkan jangan sampai kasus Kalija 1 terulang lagi, dimana kemudian mangkrak lagi dan ujung-ujungnya PGN disuruh joint venture dengan BNBR/Bakrie, dan Bakrie juga yang akan menyuplai pipanya. Itu namanya modus! [•]

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *