Logo SitusEnergi
Serap Banyak Pekerja, Batik Gedog Zainal Pertahankan Cara Tradisional Serap Banyak Pekerja, Batik Gedog Zainal Pertahankan Cara Tradisional
Jakarta, Situsenergi.com PT Pertamina (Persero) terus berupaya melestarikan kebudayaan Nusantara dalam banyak hal, salah satunya dengan membina banyak perajin kain batik. Salah satu perajin... Serap Banyak Pekerja, Batik Gedog Zainal Pertahankan Cara Tradisional

Jakarta, Situsenergi.com

PT Pertamina (Persero) terus berupaya melestarikan kebudayaan Nusantara dalam banyak hal, salah satunya dengan membina banyak perajin kain batik.

Salah satu perajin batik binaan Pertamina adalah Zaenal Abidin. Pemilik UKM Batik Gedog Zaenal ini cukup kuat memegang kekhasan dari batik khas Kabupaten Tuban Jawa Timur ini. Terutama cara produksinya yang dinilai masih tradisional.

“Cara tradisional akan membutuhkan banyak pekerja sehingga lapangan kerja pun terbuka luas,” kata Zainal.

Selain itu, kata dia, karena dikerjakan oleh manusia maka kualitas dari kain batik yang dihasilkan pun bisa terjaga. Mulai dari segi motif, warna, hingga corak bisa benar-benar diperhatikan ketimbang memakai mesin.

Tak ayal, jumlah pekerja yang diberdayakan Zaenal pun jumlahnya mencapai ratusan orang. Mereka terdiri dari para ibu rumah tangga dan warga yang membutuhkan pekerjaan.

“Untuk jumlah karyawan tetap sendiri ada 25 orang. Sedangkan karyawan yang ambil garapan untuk dibawa pulang ada sekitar 100 orang,” jelasnya.

Menurut Zainal, upaya ini menjadi salah satu implementasi dari SDGs tujuan ke-8 yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta penerapan ESG di bidang sosial.

BACA JUGA   FSPPB Dukung Penuh Langkah Kejagung Usut Praktik Culas Di Pertamina

Zainal mengaku mengawali perjalanan kariernya dengan memasarkan batik milik temannya ke pulau Bali, dan ia selalu menghabiskan dagangan tersebut. Otomatis bapak dua anak ini mendapatkan banyak pelanggan di pulau dewata.

“Hal ini menginspirasi untuk memproduksi batik Gedog tulis sendiri. Dan baru terwujud pada tahun 1978 dengan membuka usaha di Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban,” tuturnya.

Sementara harga dipatok untuk produknya berkisar mulai dari Rp 50 ribu hingga paling mahal Rp 1 juta per lembarnya, dan sudah  dipasarkan di sekitar wilayah Tuban, Bali hingga Jakarta. “Dibantu promosi lewat media sosial @batikzaenal, pemasarannya pun makin meluas lagi, hingga dapat meraup omzet sekitar Rp 150 juta per bulannya,” pungkasnya.

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menambahkan, Pertamina akan terus mendukung pengembangan produk-produk kebudayaan lokal agar lebih mendunia. Apalagi batik sendiri kini sudah menjadi warisan budaya dunia.

Menurutnya, hingga kini sudah ada sekitar 271 perajin batik di seluruh Indonesia yang dibina Program Kemitraan Pertamina. “Mereka diberi pendampingan dan program agar usahanya bisa berkembang hingga naik kelas,” katanya.

BACA JUGA   Gak Cuma Jaga BBM, Pertamina Tebar Ribuan Hewan Kurban ke Seluruh Indonesia

“Semua ini harus kita jaga dengan cara melestarikan perajin batik dan membantu mereka agar tetap bertahan dan naik kelas menjadi UKM Go Global. Sesuai dengan spirit Energizing You Pertamina membantu seluruh mitra binaannya menjadi mitra binaan yang berkembang dan mandiri,” tutup Agus.(Ert/Rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *