Sebulan Pasca Bongkar Aib, EWI Pertanyakan Perubahan yang Dilakukan Ahok di Pertamina

Jakarta, Situsenergy.com

Sebulan lebih telah berlalu pasca keramaian publik yang mengagetkan seluruh Nusantara atas beredarnya video Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias BTP atau Ahok di Youtube channel  yang blak-blakan tanpa rem dan nginjak gas membuka banyak hal tentang Pertamina.

Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahean pun mempertanyakan hal apa yang telah dilakukan sang Komut Pertamina itu untuk membenahi hal-hal yang dianggapnya tidak baik di tubuh BUMN migas pelat merah itu.

Sebagaimana diketahui, ada banyak deretan aib Pertamina yang dibuka oleh BTP. Mulai dari aib kecil hingga aib besar. Sebut saja misalnya tentang gaji karyawan, tentang permainan pengadaan barang jasa, tentang Pertamina yng ngutang terus dengan bunga 4-5 persen untuk beli-beli diluar dengan berharap deviden 4-5 persen.

Ada juga tentang dugaan BTP yang menyebut jangan-jangan ada komisi pada transaksi beli-beli itu, tentang program digitalisasi paper less Pertamina dengan anggaran Rp500 miliar yang diminta Peruri, tentang rencana pembangunan Kilang yang tak kunjung jadi padahal katanya ada banyak investor yang tertarik, dan tentang aib-aib lainnya yang masih banyak tak tertulis disini.

“Sejauh mana sekarang aib ini ditangani? Sejauh mana BTP sekarang melakukan kewajibannya sebagai Komisaris Utama untuk membersihkan Pertamina dari aib-aib ini?,” Ujar Ferdinand, Selasa (3/11/2020).

Menurut Ferdinand, segudang aib yang diumbar Komut Pertamina itu tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pembuktian bahwa BTP sebagai orang yang bertugas mengawasi kinerja Pertamina, melakukan hal-hal yang semestinya untuk melakukan pembenahan.

“Intinya bukan pada pendapat-pendapat diluar itu, intinya sekarang adalah pernyataan BTP tentang sederet aib itu. Pertanyaannya sejauh mana aib itu sekarang disikat oleh BTP? Publik tentu ingin mengetahui kelanjutan cerita aib itu karena Pertamina adalah BUMN terbesar yang setiap tahun mengelola uang ribuan Trilliun,” tuturnya.

“Sebagai masyarakat tentu wajar jika kita ingin mengetahui adakah perbaikan yang sudah dilakukan? Ataukah aib-aib itu terus terjadi tanpa perbaikan?,” sambungnya. (SNU/rif)