Logo SitusEnergi
Saham Emiten Pertambangan Berguguran, Imbas Harga Komoditas Di Tingkat Global Saham Emiten Pertambangan Berguguran, Imbas Harga Komoditas Di Tingkat Global
Jakarta, SitusEnergy.com Hingga pertengahan paruh kedua perdagangan hari ini, Rabu (25/9), saham-saham sektor pertambangan terlihat masih berguguran. Meski demikian, analis menilai, tekanan yang terjadi... Saham Emiten Pertambangan Berguguran, Imbas Harga Komoditas Di Tingkat Global

Jakarta, SitusEnergy.com

Hingga pertengahan paruh kedua perdagangan hari ini, Rabu (25/9), saham-saham sektor pertambangan terlihat masih berguguran. Meski demikian, analis menilai, tekanan yang terjadi pada sektor tambang lebih disebabkan oleh faktor external, khususnya akibat fluktuasi harga komoditas di tingkat dunia.

Jika dilihat dari data Bursa Efek Indonesia, hampir semua emiten sektor pertambangan mengalami tekanan. Seperti data hari ini, Rabu (25/8) pukul 14:35 WIB, tercatat saham-saham emiten pertambangan jatuh berguguran akibat aksi jual investor asing.

Tercatat saham PT Timah (Persero) Tbk (TINS) mengalami koreksi 0,97 persen, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk anjlok 0,99 persen. Kemudian saham PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mengalami koreksi 0,43 persen, PT Elnusa Tbk (ELSA) mengalami penurunan 1,20 persen, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami koreksi 0,82 persen, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengalami koreksi 0,97 persen.

Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), hingga berita ini diturunkan harga sahamnya masih flat atau belum bergerak. Hanya saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) saja yang masih menghijau dengan penguatan 1,16 persen.

BACA JUGA   PERTAMINA, MELAWAN MAFIA DENGAN KINERJA BUKAN DENGAN KATA-KATA

“Rontoknya saham sektor tambang ini bukan didasari permasalahan fundamental, tetapi lebih didorong oleh faktor eksternal dimana potensi pergerakan harga komoditi masih cukup besar,” ujar Head Of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana di Jakarta, Rabu (25/9).

Hanya saja menurut Wawan, menjadi penting bagi pelaku pasar dalam hal ini para investor untuk memperhatikan kinerja masing-masing emiten.

“Ada story yang harus diperhatikan oleh para investor, misal PTBA yang penurunannya itu sudah cukup dalam. Memang waktu bulan Mei dia naik cukup tajam dan itu mungkin disebabkan mau adanya penjualan treasury stock. Tapi ketika itu sudah berakhir, terjadi penurunan signifikan. Jadi memang harus diperhatikan masing-masing emiten,” tuturnya. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *