Home MIGAS Rusia – Ukraina Memanas, Harga Minyak Naik Hingga USD 1 Per Barrel
MIGAS

Rusia – Ukraina Memanas, Harga Minyak Naik Hingga USD 1 Per Barrel

Share
OPEC Wanti-Wanti Gak Mungkin Nutupin 7 Juta Barel Per Hari Minyak Rusia, Brent dan WTI Langsung Melejit
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak melesat lebih dari USD1 pada awal perdagangan Asia, Senin, di tengah meningkatnya kegelisahan atas potensi konflik antara Rusia dan Ukraina, dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa menegaskan Moskow akan menghadapi sanksi jika menyerang tetangganya.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Rusia akan terputus dari pasar keuangan internasional dan aksesnya ditolak ke tujuan ekspor utama yang diperlukan untuk memodernisasi ekonominya jika menginvasi Ukraina.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melonjak USD1,12, atau 1,2 persen, menjadi USD94,66 per barel pada pukul 07.19 WIB, setelah melejit setingginya USD95,00 di awal perdagangan.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD1,67, atau 1,83 persen, menjadi USD92,74 per barel setelah mencapai USD92,93.

Demikian mengutip laporan Reuters dan Bloomberg, di Melbourne, Senin 21 Februari 2022.

“Jika invasi Rusia terjadi seperti yang telah diperingatkan AS dan Inggris dalam beberapa hari terakhir, Brent berjangka bisa melonjak di atas USD100 per barel,” kata analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar.

Amerika mengatakan kepada sekutunya bahwa invasi Rusia ke Ukraina berpotensi membuatnya menargetkan beberapa kota di luar ibu kota Kyiv, menurut tiga narasumber.

Moskow, yang berulang kali membantah rencana invasi terhadap tetangganya, mengatakan akhir pekan lalu bahwa pasukannya akan tetap berada di Belarusia tanpa batas waktu.

Di sisi lain, negosiasi di Wina untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 dengan Iran tetap macet, dengan kanselir Jerman memperingatkan bahwa sekarang atau tidak sama sekali untuk menyelamatkan perjanjian tersebut. Sebuah kesepakatan bisa mengantar kembalinya pasokan Iran ke pasar dunia.

Minyak mentah melonjak ke level tertinggi sejak 2014 pekan lalu karena krisis Ukraina memperkuat reli yang didukung oleh melonjaknya permintaan global, gangguan pasokan, dan penurunan stok. Invasi Rusia, ditambah dengan sanksi balasan yang dipimpin AS, berisiko menjungkirbalikkan aliran energi global.

Harga minyak berpeluang menuju “periode berkepanjangan” di atas USD100 per barel selama enam hingga sembilan bulan ke depan, dengan dunia menetapkan rekor permintaan baru tahun ini, papar Chief Executive Officer Vitol Group Russell Hardy.

Itu akan semakin mengipasi tekanan inflasi global ketika negara maju melanjutkan pemulihan mereka dari pandemi. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Ungkap Langkah Konservasi di COP30, Targetkan Dampak Lingkungan yang Lebih Besar

Belem Brasil, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian di COP30 Brasil...

Pertamina Berbagi Bikin 6.000 Motoris Sumringah: Oli Gratis & Layanan Spesial di 44 Kota

Jakarta, Situsenergi.com Ribuan motoris akhirnya tersenyum lebar lewat program Pertamina Berbagi. Di...

Pertamina Pamer Kinerja Kinclong 2025, Pendapatan Tembus USD 68 Miliar!

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi...

SMEXPO Pertamina Meledak di Blok M Hub, Transaksi UMKM Langsung Tembus Rp1,2 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Gelaran Pertamina SMEXPO 2025 langsung memanaskan Blok M Hub. Selama...