

RCC Kilang Balongan Ubah Residu jadi Produk Bernilai Tinggi
ENERGI September 3, 2017 Editor SitusEnergi 0

Indramayu, situsenerrgy.com
Engineering Manager RU VI Balongan Hendri Agustian mengatakan, Unit Produksi Residu Catalytic Cracking (RCC) merupakan instalasi awal di Kilang pengolahan atau Refinery Unit (RU) VI Balongan.
“RCC berkapasitas 83 barrel stream per day (bspd) ini didesain untuk mengolah residu menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi seperti LPG, Propylene, Polygasoline (mogas dengan RON 98), Naptha (RON 92), Light Sycle Oil (LCO) dan Decant Oil (DCO),” kata Hendri saat kunjungan sejumlah pengamat migas di RU Balongan awal pekan ini.
Menurut Hendri, sejak 2015 RU VI Balongan juga memiliki unit kilang KLBB untuk memenuhi ketentuan bahan bakar yang ramah lingkungan bebas timbal. “KLBB mengolah Low Octane Mogas Component (LOMC) dari kilang lain (yang semula harus ditambahkan Timbal/TEL untuk memenuhi spesifikasi produk Premium) menjadi produk High Octane Mogas Component (HOMC). Produknya dikirimkan ke kilang lain sebagai komponen bensin pengganti TEL untuk memberi nilai tambah,” paparnya.
Selain itu, tambah Hendri, RU VI Balongan pada 2013 juga mengoperasikan kilang RCC Off Gas to Propylene Plant (ROPP), unit penghasil propylene dari recovery off gas di Indonesia. “Setelah kilang ROPP beroperasi, off gas (gas yang tidak bernilai ekonomis dan dibuang) diolah menjadi produk propylene sehingga mengurangi emisi sebesar 84.900 ton CO2 ekuivalen per tahun.
Sementara Pejabat Sementara General Manager RU VI Balongan Syawaludin Azwar mengungkapkan, ketiga teknologi yang ada di RU VI Balongan merupakan satu-satunya di Indonesia yang mampu mengolah residu menjadi produk bernilai jual tinggi di antaranya Propylene, Gasoline, Pertamina Dex dan Pertamax Plus dengan bahan baku minyak berat (heavy), yakni minyak mentah (crude oil) dengan nilai berat jenis atau fraksi yang tinggi, untuk residu berat jenisnya bernilai sekitar 0,9. “Residu itulah yang nantinya diolah menjadi high valuable product,” katanya.
“Keunggulan RU VI adalah penggunaan teknologi modern, yaitu dengan adanya Unit Produksi Residu Catalytic Cracking (RCC), Kilang Langit Biru Balongan (KLBB), dan RCC Off Gas to Propylene Plant (ROPP),” pungkas Syawal.
Pada kesempatan tersebut, Finance Manager RU VI Balongan Usuf Wibisono, menambahkan minyak berat jika dijual sebagai minyak mentah harganya murah. Apalagi selisih biaya yang dihasilkan dalam satu barel minyak mentah dengan harga jual minyak tersebut tipis. Namun dengan teknologi RCC di RU Balongan, minyak mentah kategori berat dapat diolah menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual tinggi.
“Sampai akhir Juli 2017, khusus untuk RU VI Balongan lebih tinggi dari anggaran, GRM 3% di atas anggaran. Berdasarkan harga pasar, hingga akhir Juli 2017, RU VI Balongan sangat bagus 46% dari RKAP. Dibandingkan keseluruhan RU Pertamina, sekitar 3% di atas RKAP,” ujarnya.(adi)
No comments so far.
Be first to leave comment below.