

Rasio Elektrifikasi Tahun 2018 Lampaui Target
ENERGI October 24, 2018 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, situsenergy.com
Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengklaim update realisasi elektrifikasi nasional saat ini sudah mencapai 98 persen. Sementara target pemerintah hingga tahun depan asalah 99,9 persen. Hal ini berarti rasio elektrifikasi yang diprogramkan pemerintah hampir tuntas
Jonan menambahkan, 98 persen realisasi elektrifikasi ini melampaui target yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). Dalam RPJM, tahun 2018 hanya ditargetkan sebesar 97,5 persen.
Meski telah melebihi target, namun Jonan menyatakan masih tersisa 2 persen atau setara dengan 5,2 juta masyarakat Indonesia yang belum menikmati listrik. Untuk itu, Jonan mengatakan bahwa pemanfaatan energi baru terbarukan akan melengkapi rasio kelistrikan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
“5,2 juta masyarakat Indonesia yang belum menikmati penerangan atau listrik itu sangat banyak, setara dengan seluruh populasi Negara Singapura, karena itu saya sangat berharap tahun depan seluruhnya akan dapat menikmati penerangan dan untuk daerah-daerah yang terisolir dan sulit dijangkau kita gunakan energi baru terbarukan,” kata Jonan dalam diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema Penguatan Indonesia Sentris, bertempat di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10).
Ditegaskannya bahwa upaya penerintah untuk melistriki seluruh wilayah Indonesia dimaksudkan agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati listrik sebagai pintu peradaban dan wujud energi berkeadilan. Usaha mewujudkan energi berkeadilan terus dilakukan Kementerian ESDM demi keterjangkauan sumber energi di masyarakat, baik terjangkau dari segi akses maupun dari tarif. Sehingga diusahakan agar tahun 2019 tak ada kenaikan tarif listrik.
Tidak hanya dari sisi kelistrikan, Jonan juga menegaskan bahwa pemerintah fokus untuk menciptakan keadilan energi terutama harga BBM. Melalui program BBM satu harga merupakan bukti pemerintah tidak membedakan harga antar wilayah satu dengan wilayah lainnya.
”Kita harus membuat pemanfaatan energi, yang paling utama demi ketersediaan, disamping keterjangkauan harga. Sebelumnya harga BBM Kabupaten Puncak – Papua Rp100.000 per liter, Nunukan Rp40.000 per liter, sekarang satu harga,” pungkas Jonan. (DIN)
No comments so far.
Be first to leave comment below.