Logo SitusEnergi
Proyek RDMP dan GGR Dapat Tingkatkan Kapasitas Kilang Pertamina Hingga 2 Juta Barel Proyek RDMP dan GGR Dapat Tingkatkan Kapasitas Kilang Pertamina Hingga 2 Juta Barel
Jakarta, situsenergy.com Proyek modernisasi dan pembangunan kilang Pertamina (Refinery Development Master Plan / RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang dilakukan PT Pertamina (Perseri)... Proyek RDMP dan GGR Dapat Tingkatkan Kapasitas Kilang Pertamina Hingga 2 Juta Barel

Jakarta, situsenergy.com

Proyek modernisasi dan pembangunan kilang Pertamina (Refinery Development Master Plan / RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang dilakukan PT Pertamina (Perseri) diyakini akan meningkatkan kapasitas kilang hingga dua kali lipat. Saat ini kapasitas kilang adalah  1 juta barrel per hari dan akan menjadi 2  juta barrel per hari.

Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, menegaskan Pertamina menjadikan RDMP & GRR sebagai dua fokus inisiatif strategis dalam rangka menuju perusahaan migas kelas dunia. Diharapkan pada 2025 mendatang target tersebut dapat dicapai oleh Pertamina.

“Untuk mencapai standar kelas dunia ini, Pertamina akan meningkatkan kapasitas kilang melalui pembangunan 4 RDMP dan 2 GRR serta sekaligus mengintegrasikannya ke dalam pabrik petrokimia untuk mengembangkan bisnis baru dengan dukungan sumber daya manusia handal, teknologi terkini berkelas dunia serta mengedepankan aspek HSSE,” ujar Tallulembang dalam keterangan persnya, Kamis (16/5).

Megaproyek RDMP dan GRR, lanjut Tallulembang, dipastikan akan meningkatkan kemampuan pengolahan crude dari sweet crude menjadi sour crude dengan kandungan sulfur sekitar 2 persen. Selain itu, peningkatan Yield of Valuable menjadi sekitar  95 persen dari sebelumnya 75 persen.

BACA JUGA   Gandeng INPEX Masela, Badak LNG Siap Panaskan Proyek Gas Raksasa di Indonesia

“Kilang Pertamina ini nantinya akan menghasilkan produk BBM yang ramah lingkungan standar Euro5 serta akan menghasilkan produk Petrochemical berkisar 6.600 Kilotonnes Per Annum (KTPA) dari sebelumnya sebesar 600 KTPA, sehingga bisa mengurangi impor produk petrokimia secara signifikan,” imbuh Tallulembang.

Dengan hadirnya kedua proyek besar ini, lanjut Tallulembang, diharapkan bisa meningkatkan produksi minyak sehingga 100 persen. Dengan begitu kebutuhan energi nasional dapat dicukupi sehingga dapat mendoronf pertumbuhan industri petrokimia dan memperkuat bisnis hilir Pertamina.

Pertamina, imbuh Tallulembang, terus berupaya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) karena proyek yang dijalankan memiliki kebutuhan material dan jasa dengan standar yang tinggi untuk megaproyek yang saat ini sedang dijalankan Pertamina. Karena itu, Pertamina juga membutuhkan produsen manufaktur dalam negeri agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam berbagai aspek, seperti spesifikasi produk, ketepatan waktu hingga harga.

“RPW 2019 bagi kami merupakan ajang mencari partner yang tepat dalam menjalankan project-project yang kami miliki. Antusiasmenya sangat luar biasa, sehingga kami pun bisa memperoleh opsi dalam berbagai aspek pemilihan partner,” ujarnya. (DIN)

BACA JUGA   Trade-Off Penambangan Nikel di Kepulauan Raja Ampat: Antara Ekonomi, Sosial, Lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *