


Jakarta, situsenergy.com
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan penyelesaian proyek 35 ribu megawatt (MW) mundur hingga melewati 2028, lantaran adanya pandemi Covid-19. Namun demikian PLN diminta tetap agresif untuk menciptakan pelanggan baru, khususnya dari kalangan industri.
“Kami melakukan simulasi, sementara ini sampai 2028 [penyelesaiannya]. Tetapi dengan pandemi ini, kami tidak tahu [kapan rampung]. Kalaupun di Indonesia pulih, tetapi kan tergantung di luar negeri seperti apa,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana di Jakarta.
Mengutip data Kementerian ESDM, progres proyek 35 ribu MW hingga akhir 2019 mencapai 19% atau sekitar 6.811 MW total kapasitas pembangkit yang rampung. Pada tahun ini, total kapasitas pembangkit-pembangkit yang dijadwalkan beroperasi yakni sebanyak 8.823 MW. Artinya, total kapasitas terpasang dari Proyek 35 Ribu MW hingga akhir tahun nanti mencapai 15.634 MW.
Pada tahun depan, pembangkit-pembangkit proyek 35 Ribu MW yang direncanakan beroperasi sebesar 5.000 MW. Padahal, saat ini saja, sistem kelistrikan Jawa-Bali sudah kelebihan pasokan setrum hingga 3.000 MW. Karenanya PLN perlu mengantisipasi adanya penambahan kapasitas pembangkit ini, utamanya terkait penjualan setrum.
“Ini menjadi pekerjaan kami semua bagaimana bisa di-manage, sambil PLN memitigasi segala risiko dan mencari potensi pasar baru seperti industri atau apa,” kata Rida.
PLN, kata dia, harus mampu menggaet pelaku industri dan bisnis yang masih menggunakan pembangkit listrik milik sendiri untuk beralih menjadi pelanggan. Untuk itu, PLN perlu memastikan bahwa pasokan listriknya andal dan tarif listriknya lebih murah dibandingkan dengan membangun pembangkit listrik sendiri.(ERT/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.