

Program Kendaraan Listrik Mampu Tekan Gas Buang CO2 Dan Efisiensi APBN
LISTRIK June 7, 2023 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Pemerintah mengklaim pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang kini digencarkan dapat menekan tingkat cemaran karbon dioksida (CO2). Hal ini sekaligus sebagai upaya mewujudkan era Net Zero Emission (NZE) 2060.
Kepala Staf Kepresidenen, Moeldoko, menyampaikan transisi ke kendaraan listrik dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara signifikan, sekaligus mengakselerasi ekosistem secara keseluruhan. Menurutnya, jika transisi 6 juta sepeda motor, Indonesia bisa menekan 3,45 juta ton CO2 equivalent pada 2025.
“Pada 2030 bisa menuju 9 juta motor, kita bisa menekan 5,275 juta ton CO2. Sementara di 2035 kalau bisa 12 juta motor, 6,9 juta ton CO2,” ujar Moeldoko dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) kemarin, Senin (6/6/2023).
Dijelaskan bahwa transisi ke kendaraan listrik juga berdampak pada efisiensi APBN karena mengurangi subsidi impor bahan bakar minyak. Oleh sebab itu pemerintah terus mendorong investasi di sektor kendaraan listrik agar dapat menjadi pemicu sekaligus pemacu pertumbuhan industri dan ekosistem kendaraan listrik serta energi bersih.
“Karena investasi ini memberikan harapan dan jaminan bagi pengembang kendaraan listrik, sehingga menarik minat investor. Selain itu, sebagai pemacu bagi konsumen yang sudah melihat kesiapan ekosistem di lapangan,” ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda, menilai dalam upaya transisi energi, sektor transportasi juga menjadi fokus penting.
“Penggunaan kendaraan listrik akan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi emisi GRK. Namun, untuk mewujudkannya, infrastruktur yang memadai perlu dibangun,” tegas dia.
Untuk menjalankan rencana ini, Indonesia telah mengeluarkan regulasi dan saat ini terdapat 842 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang sudah beroperasi.
Yudo menekankan pentingnya efisiensi energi sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Terlebih, potensi penghematan energi di Indonesia sangat besar, bahkan mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.
“Salah satu tahapan yang paling penting dalam proses transisi energi ini adalah meningkatkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Panel surya, energi hidro, dan energi geotermal akan menjadi fokus utama dalam diversifikasi sumber energi di Indonesia,” paparnya.(DIN/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.