Logo SitusEnergi
PNRE Catat Kinerja Positif, Energy Watch: Renewable Energi Punya Pasar Yang Potensial PNRE Catat Kinerja Positif, Energy Watch: Renewable Energi Punya Pasar Yang Potensial
Jakarta, Situsenergi.com  Pertamina NRE (PNRE) selaku Sub-holding PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan kinerja positif konsolidasian pada Semester I-2021, di mana pendapatan, EBITDA, dan laba... PNRE Catat Kinerja Positif, Energy Watch: Renewable Energi Punya Pasar Yang Potensial

Jakarta, Situsenergi.com 


Pertamina NRE (PNRE) selaku Sub-holding PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan kinerja positif konsolidasian pada Semester I-2021, di mana pendapatan, EBITDA, dan laba bersih masing-masing mencapai 101 persen, 117 persen, dan 152 persen terhadap RKAP. Kinerja keuangan yang positif tersebut didorong oleh kinerja operasi yang baik.  

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, capaian yang dihasilkan oleh PNRE adalah suatu capaian yang sangat baik di tengah situasi pandemi. Menurutnya, bukan hal yang mudah meraih hal itu, terlebih berada ditengah pandemik serta penggunaan renewable energi yang masih minim. Hal ini membuktikan bahwa renewable energi punya pasar yang cukup signifikan karena Energi Baru dan Terbarukan (EBT) memang energi masa depan. 


“Sebagai sub holding yang fokus kepada EBT, maka PNRE harus terus bisa bergerak lebih lincah dan penuh inovasi agar core bisnis mereka bisa terus terjaga dengan baik,” ujar Mamit kepada Situsenergi.com, saat dihubungi, Rabu (4/7/2021). 


Mamit menambahkan, upaya PNRE untuk memaksimalkan PLTS menurutnya merupakan upaya yang sangat baik karena memang PLTS saat ini merupakan pekerjaan yang paling cepat. Hal ini berbeda dengan panas bumi yang membutuhkan waktu dan juga biaya yang besar untuk bisa berproduksi sehingga bisa menghasilkan secara finasial. 


“Terkait dengan pendanaan,saya kira ini tidak terlalu sulit apalagi saat ini sedang mengarah ke green refinancing dimana justru menjadi peluang bagi PNRE untuk mencari pendanaan. Para investor lebih mencari yang bersifat ramah lingkungan dan mulai meninggalkan energi fosil,” tuturnya. 

“Apalagi, kinerje mereka sebagai subholding sudah sangat bagus. Ditambah Pertamina sebagai Holding telah masuk kedalam fortune 500 sehingga ini menambah kepercayaan bagi investor untuk bekerjasama dengan Pertamina,” sambungnya. 

Chief Executive Officer PNRE, Dannif Danusaputro mengatakan, pihaknya terus berupaya mengedepankan operational excellence untuk mencapai target yang ditentukan. 

BACA JUGA   Pertamina Resmikan Fasilitas Baru Universitasnya, Targetnya Bikin Kampus Kelas Dunia!


Secara konsolidasian, pendapatan, EBITDA dan laba bersih PNRE mencapai USD181 juta, USD152 juta dan USD57 juta. Pada kinerja operasi, sejumlah capaian positif juga berhasil dicatatkan oleh PNRE, di mana produksi listrik mencapai 2.273 GWh.

Bergulirnya restrukturisasi di tubuh Pertamina mengantarkan PNRE sebagai sub-holding yang memegang amanah untuk mengawal transisi energi, di mana di bawahnya termasuk Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Jawa Satu Power (JSP) serta Jawa Satu Regas (JSR). Dengan restrukturisasi, Pertamina semakin menggenjot laju transisi energi. Pada tahun 2030 Pertamina menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai 17 persen dalam portfolio bisnisnya.

Di level PNRE, transisi energi pada tahun 2026 menargetkan kapasitas terpasang mencapai 10 GW, yang terdiri dari 6 GW gas to power, 3 GW energi terbarukan, dan 1 GW energi baru. Untuk energi panas bumi sendiri saat ini kapasitas terpasang mencapai 672 MW dan ditargetkan pada tahun 2026 mencapai 1,1 GW. Sedangkan yang termasuk di dalam pengembangan energi baru antara lain hidrogen, EV battery, dan carbon capture utilization and storage (CCUS).

“Untuk mencapai target tersebut, PNRE akan melakukan kolaborasi dengan mitra-mitra strategis, khususnya pengembangan energi baru seperti hidrogen dan CCUS yang teknologinya juga relatif masih baru. Saat ini kami tengah mengembangkan blue hydrogen dan green hydrogen. Kami yakin hydrogen adalah energi masa depan dan kami berharap akan mencapai harga yang kompetitif seiring dengan berkembangnya teknologi,” pungkas Dannif. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *