Jakarta, situsenergi.com
PLN tancap gas di panggung COP30 Belém, Brasil, setelah Indonesia dan Norwegia sepakat melanjutkan kerja sama perdagangan karbon raksasa. Lewat penandatanganan Mutual Expression of Intent Generation-Based Incentive Programme bersama GGGI, Indonesia berpeluang menekan emisi hingga 12 juta ton CO₂e lewat mekanisme Article 6 Paris Agreement.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan langkah ini jadi babak baru bagi Indonesia untuk memimpin perdagangan karbon berbasis teknologi. Ia bilang Indonesia kini bukan hanya kuat di nature-based solutions, tapi juga siap menggarap solusi berbasis teknologi yang nilainya jauh lebih besar.

Menteri Iklim Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, ikut memuji ambisi Indonesia. Ia yakin kolaborasi ini bakal memperluas investasi hijau dan membuka pintu kerja sama teknologi yang lebih besar.
Dari sisi industri, Direktur Teknologi PLN, Evy Haryadi, memastikan PLN siap jadi motor percepatan investasi energi bersih. Ia menyebut kemitraan ini bukan sekadar transaksi karbon pertama berbasis teknologi, tapi pondasi pendanaan karbon terbesar untuk proyek EBT di Indonesia.

Kesepakatan ini juga memperkenalkan skema Generation-Based Incentive (GBI) yang bakal mendukung target NDC Indonesia, menggenjot energi terbarukan, dan mengurangi ketergantungan pada batubara. Dokumen ini akan menjadi dasar penyusunan MOPA untuk pembelian ITMOs ke tahap berikutnya. (*)
Leave a comment