Home ENERGI Perundingan Arab-Rusia Ditunda, Harga Minyak Dunia Kembali Merosot
ENERGI

Perundingan Arab-Rusia Ditunda, Harga Minyak Dunia Kembali Merosot

Share
Share

Jakarta, situsenergy.com

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, terkait dengan harga minyak dunia yang terus menurun sejak awal Maret, ia menilai hal itu akan segera terselesaikan dalam beberapa bulan ke depan.

“Saya melihatnya dengan semakin intensnya diskusi antara OPEC + Russia dalam menanggulangi harga minyak dunia. Per jam 09.00 WIB ini data yang saya lihat dari Bloomberg, harga minyak baik WTI maupun Brent sudah hijau dibandingkan kemarin dimana WTI US$ 27.15/barel dan Brent US$34.16/barel. Hal ini dipicu dengan rencana Rusia dan Arab Saudi untuk memangkas produksi mereka,” ujar Mamit saat dihubungi SitusEnergy, Selasa (7/4/2020).

Selain itu, lanjut Mamit, ia juga menduga bahwa Amerika Serikat akan berupaya melindungi industri shale oil mereka, sehingga harga benar-benar tidak akan terpuruk sehingga di bawah US$20/barel.

“Yang patut di waspadai adalah penurunan demand karena COVID-19. Karena seberapapun produksi yang dipotong, jika demand berkurang maka tidak akan terserap juga. Apalagi jika harga minyak terlalu tinggi, padahal banyak negara yang sedang resesi, maka tidak akan terserap,” sambungnya.

Menurut Mamit, hampir semua negara saat ini sedang work from home, penerbangan juga berkurang, industry sedang menurun, maka dipastikan demand terhadap minyak juga akan semakin berkurang.

“Jadi bukan cuma perang Rusia dan Arab Saudi yang di waspadai, tapi ketidakpastian selesainya pandemic Covid-19 ini yang patut diperhatikan dengan seksama,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, harga minyak dunia kembali merosot pada pagi ini, Selasa (7/4/2020) setelah Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan produsen minyak yang bertujuan untuk mengatasi peningkatan kelebihan pasokan di seluruh dunia akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang kemudian memukul permintaan.

Padahal pada pekan lalu, pasar minyak global sempat mengalami rebound lebih dari 35% setelah sumber di Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia mengatakan bahwa mereka sangat dekat dengan kesepakatan untuk pengurangan produksi minyak untuk mengurangi kelebihan global, meski di satu sisi mereka jiga ingin partisipasi dari Amerika Serikat dalam menurunkan produksi shake gas mereka.

Namun, pertemuan kelompok OPEC + itu, yang semula dijadwalkan Senin, telah ditunda menjadi Kamis (9/4/2020) karena Rusia dan Arab Saudi adu argumen mengenai penyebab kegagalan perjanjian pemotongan pasokan bulan lalu terus berlanjut. Sementara itu permintaan bahan bakar juga anjlok sekitar 30% di seluruh dunia karena virus corona.

Sementara itu, dikutip dari laporan Reuters di New York, Senin (6/4/2020) atau Selasa (7/4/2020) pagi waktu Indonesia Barat, harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot US$1,06, atau 3,1%, menjadi US$33,05 per barel. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut US$2,26, atau 8%, menjadi US$26,08 per barel. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PLN EPI Gandeng Kemenkop, Ekosistem Biomassa Nasional Siap Tancap Gas

Jakarta, Situsenergi.com PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) kembali tancap gas dalam...

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...