

Pertamina Targetkan Investasi Sektor EBT Capai 10 Persen di 2030
ENERGI March 21, 2018 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, SitusEnergy.com
PT Pertamina (Persero) menargetkan untuk mengembangkan bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam portofolio bisnis perseroan. Salah satu upaya yang ditempuh yaitu dengan meningkatkan nilai investasi untuk mengembangkan bisnis sektor EBT tersebut.
“Kita selama ini investasi untuk EBT kan masih sangat kecil, jadi diharapkan di 2030 nanti investasi sektor EBT itu mencapai 10 persen dari total investasi kita,” ujar Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso usai acara Fokus Group Discussion FSPPB di Jakarta, Rabu, (21/3).
Gigih mengatakan, total anggaran yang dibutuhkan Pertamina hingga 2030 untuk pengembangan EBT ditaksir mencapai USD115 miliar. Tak hanya fokus ke pemanfaatan panas bumi saja, Pertamina, kata dia, juga akan mengembangkan energi panas matahari atau Solar Cell dan energi angin.
“Kita lagi menentukan lokasi untuk pembangunan solar panel (panel tenaga Surya). Kemungkinan lokasinya di daerah Lawe-lawe. Nah itu kapasitasnya 20 MW,” tuturnya.
Khusus untuk solar panel, listrik yang dihasilkan nantinya akan digunakan untuk keperluan internal. Dia memberikan contoh seperti halnya di Lawe-Lawe. “Listriknya sebagian akan digunakan untuk kebutuhan sendiri, untuk menghidupkan kilang-kilang di Balikpapan. Jadi itu nanti lokasi solar panelnya tidak jauh dari situ,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik mengatakan, dalam target jangka menengah, pengembangan EBT Pertamina difokuskan pada geothermal, bioenergi dan solar panel. Geothermal menjadi salah satu potensi EBT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan transisi energi. Dengan demikian, ketersediaan energi serta kebersihan lingkungan dapat terus dijaga.
Hingga kini, Pertamina telah meraih peningkatan produksi geothermal sebesar 31 persen yakni 2.932 GWh. Pencapaian tersebut menjadi salah satu tolok ukur keseriusan Pertamina dalam pengembangan EBT yang ramah lingkungan.
Lanjutnya, konsumsi biodiesel dalam negeri mencapai 2,7 miliar liter pada 2016. Pada 2020 diproyeksikan konsumsi biodiesel mencapai 3,9 miliar liter biodiesel 30 (B30). Pertamina mengelola operasi pasokan biodiesel di 60 terminal di seluruh Indonesia. Tantangan akan muncul dalam implementasi mencapai standar biodiesel 30 yang akan diterapkan pada tahun 2020.
Sementara itu, pengembangan solar panel saat ini sudah diterapkan Pertamina di wilayah operasi Pertamina, kawasan perkantoran, Zona Ekonomi Khusus, dan industri. Upaya yang dilakukan Pertamina tersebut harus didukung penuh oleh pemerintah. Karena sinergi antara pelaku usaha dan pemangku kepentingan amat dibutuhkan demi tercapainya iklim investasi yang baik.
Diungkapkan Massa, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga diharapkan mampu menjaga industri energi berkembang pesat, sehingga perkembangan ekonomi serta kelestarian lingkungan dapat cepat tercapai. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.