

Pertamina Catat Laba Rp2,6 Triliun, Ferdinand Hutahaean: Selamat Ya, Tapi….
MIGAS August 16, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan kinerja positif di sepanjang semester 1 tahun 2021 dengan torehan laba sebesar USD183 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, dimana perusahaan sempat mengalami kerugian sebesar USD768 juta, maka Pertamina berhasil meningkatkan laba sebesar USD951 juta atau setara dengan Rp13,6 triliun.
Kinerja positif pada paruh pertama tahun 2021 ini didorong dari pertumbuhan di sisi penjualan yang mencapai USD25 miliar dan EBITDA USD3,3 miliar, dimana keduanya naik lebih dari 22 persen dibandingkan tahun lalu.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean menyampaikan apresiasinya dan berharap untuk kedepan bisa lebih ditingkatkan lagi kinerjanya.
“Saya mengucapkan selamat atas raihan laba sebesar RP2,6 triliun pada semester I 2021, ini tentu bisa didapat atas kerja keras hingga kinerja positif Pertamina bisa diraih,” ujar Ferdinand kepada Situsenergi.com, Senin (16/8/2021).
Namun demikian, kata Ferdinand, keuntungan Pertamina tersebut masih didapat dari hasil penjualan dan sektor hulu yang mengalami peningkatan kinerja, namun belum menyajikan peningkatan pendapatan dan peningkatan laba dari efisiensi sebagai hasil nyata dari restrukturisasi perusahaan.
“Kita berharap kedepan bahwa Restrukturisasi perusahaan mampu menyumbang kontribusi peningkatan laba Pertamina. Reatrukturasi harusnya meningkatkan optimalisasi kerja, kecepatan kerja, birokrasi yang lebih pendek, dan efisiensi operasional yang tinggi. Maka itu, kita ingin melihat keberhasilan restrukturisasi dalam bentuk nyata yaitu menyumbang peningkatan laba bagi Pertamina. Kalau laba dari penjualan dan hulu, itu sudah biasa, bukan sesuatu yang luar biasa karena pasti untung. Yang kita tunggu adalah hasil nyata dari restrukturisasi bagi peningkatan laba perusahaan,” tegas Ferdinand.
Sementara itu, Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan dampak pandemi yang berkepanjangan masih sangat dirasakan Pertamina sepanjang tahun 2021. Fluktuasi harga minyak mentah sangat berpengaruh pada kinerja Pertamina. Indonesia Crude Price (ICP) meningkat hampir 2 kali lipat dari USD36,5 per Juni 2020 dibanding USD70,06 per Juni 2021.
Produksi hulu migas Pertamina dilaporkan mencapai target sebesar 850 ribu BOEPD. Dengan kenaikan ICP serta efisiensi pada biaya pengembangan dan biaya produksi, sektor Hulu mencatat Pendapatan dan Laba diatas target.
Dari sisi penjualan di hilir, permintaan BBM berangsur pulih walaupun masih lebih rendah dari kondisi normal sebelum Pandemi Covid-19. Sampai dengan Juni 2021, demand BBM rata-rata tercatat 126 ribu KL per hari, atau meningkat sekitar 8% dari Juni 2020 yang sekitar 116 ribu KL per hari. Namun angka tersebut masih lebih rendah sekitar 6 persen dari demand normal sebelum pandemi di tahun 2019.
Sementara itu, Pertamina memilih tidak menaikan harga BBM walaupun ICP naik tajam.
“Tingginya harga minyak memberikan tekanan signifikan atas beban pokok produksi BBM, walaupun demikian sampai saat ini Pertamina tidak menaikan harga BBM karena pertimbangan penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19. Sementara badan usaha BBM lainnya telah beberapa kali menaikan harga jual BBM-nya sejak awal tahun 2021. Tentu saja Pendapatan dan Laba dari sektor Hilir menjadi cukup tertekan, namun ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Pertamina untuk membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Fajriyah. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.