

Permintaan Meningkat, Minyak Sentuh Level Tertinggi Satu Tahun
MIGAS June 3, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak melonjak menembus level tertinggi dalam lebih dari satu tahun, Rabu, karena keputusan OPEC dan sekutunya untuk tetap pada rencana secara bertahap memulihkan pasokan, bersama dengan lambatnya pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD1,1 atau 1,6 persen, menjadi USD71,35 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Rabu (2/6/2021) atau Kamis (3/6/2021) pagi WIB. Brent mencapai USD71,48 per barel, level tertinggi sejak Januari 2020.
Sementara itu Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, melambung USD1,11 atau 1,6 persen, menjadi USD68,83 per barel. WTI menyentuh USD69,00 per barel selama sesi tersebut, tertinggi sejak Oktober 2018.
“Pasar minyak menyambut baik keputusan OPEC Plus untuk tetap bertahan dengan rencana produksi yang ada, dan dalam hubungannya dengan indikasi permintaan global yang positif, harga naik lebih lanjut hari ini,” kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.
Memperkirakan pemulihan permintaan, Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, Selasa, sepakat untuk mempertahankan rencana mereka untuk secara bertahap mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli.
Pertemuan OPEC Plus tersebut memakan waktu 20 menit, terpendek dalam sejarah kelompok itu, menunjukkan persatuan di antara anggota dan kepercayaan mereka pada pemulihan pasar, kata analis.
Data OPEC Plus menunjukkan kelompok itu sekarang lebih optimistis tentang laju rebalancing di pasar minyak daripada sebulan lalu.
Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan pemulihan permintaan yang solid di Amerika Serikat dan China dan laju peluncuran vaksin Covid-19 bakal mendorong penyeimbangan kembali pasar minyak global lebih lanjut.
“Kami memperkirakan harga minyak bergerak jauh melampaui USD70 per barel menjelang pertengahan tahun,” kata Norbert Rucker, analis Julius Baer.
Analis juga mengatakan lambatnya kemajuan pembicaraan nuklir Iran memberikan ruang bernapas bagi permintaan sebelum minyak Iran kembali ke pasar jika kesepakatan dicapai.
Perundingan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pakta nuklir Iran dengan kekuatan global itu diperkirakan ditunda selama seminggu, kata para diplomat. Pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan itu akan bertemu pada Rabu malam guna menandatangani langkah tersebut.
Investor juga menunggu data industri tentang persediaan minyak mentah Amerika yang akan dirilis Rabu. Stok minyak mentah Amerika pada pekan lalu diperkirakan menurun, sementara produk penyulingan diperkirakan turun untuk minggu kedelapan berturut-turut, menurut jajak pendapat Reuters , Rabu. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.