Logo SitusEnergi
Permintaan Gas Industri Tinggi, Perusahaan Ini Tingkatkan Produksinya Permintaan Gas Industri Tinggi, Perusahaan Ini Tingkatkan Produksinya
Jakarta, Situsenergi.com   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), produsen gas industri, optimis bisnisnya ke depan akan kian meningkat pesat seiring dengan permintaan yang... Permintaan Gas Industri Tinggi, Perusahaan Ini Tingkatkan Produksinya

Jakarta, Situsenergi.com 

 PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), produsen gas industri, optimis bisnisnya ke depan akan kian meningkat pesat seiring dengan permintaan yang terus mengalir. Hal ini sejalan dengan kenaikan aktivitas tambang batubara dan migas yang terjadi saat ini. Diketahui saat ini harga batubara mencapai USD150 per metric ton dan diperkirakan akan meningkat pesat.

Direktur Operasional SBMA, Iwan Sunyoto mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang diperkirakan akan terus meningkat ini, SBMA siap meningkatkan volume produksinya dari 2 juta liter per tahun menjadi 10 juta liter per tahun atau naik lima kali lipat. Untuk itu perseroan siap menambah tiga unit lorry tank, 50 tabung vgl oxygen dan investasi 5.000 tabung. Untuk itu manajemen mengalokasikan dana sebesar 37 persen dari hasil IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana yang dilakukan pada 8 September 2021 kemarin.

“Kami yakini pemakaian produk gas industri untuk menunjang kegiatan operasional tambang pasti akan tumbuh dengan pesat,” ujar Iwan dalam keterangannya, Minggu (12/9/2021). 

Perusahaan yang menjadi market leader untuk produk tabung migas, minerba dan petrokimia ini berharap dengan kapasitas produksi yang ditingkatkan bisa memenuhi kebutuhan pelanggannya sehingga produktivitasnya turut meningkat. Beberapa produk SBMA yang paling banyak diminati pasar yaitu oksigen, asetilen, Argon, nitrogen, karbondioksida.

BACA JUGA   PIS Catat Laba 2020 sebesar USD83.70 juta, Melonjak 146 Persen Dari Tahun Sebelumnya

Mengacu pada penjualan tahun lalu, segmen pasar yang paling banyak “order” gas pada SBMA adalah industri tambang sebesar 26 persen, Engeneering Procurement and Construction (EPC) sebesar 11 persen, reseller 11 persen. Kemudian industri migas, industri permesinan dan baja, serta industri galangan kapal masing-masing 10 persen. Untuk industri Petrokimia menyerap 20 persen, rumah sakit 2 persen dan laboratorium 7 persen.

Ditegaskannya bahwa pasar construction (EPC) terus menunjukkan pertumbuhan yang semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan mulai bergairahnya kembali project RDMP (Refinery Development Master Plan) Pertamina yang setelah melambat sewaktu gelombang kedua pandemi Covid 19 di Mei, Juni dan Juli lalu. 

“Jenis produk yang harus disiapkan oleh perseroan untuk mendukung project RDMP ini adalah jenis Argon, Oxygen dan acetylene,” pungkasnya.

Saat ini, SBMA memiliki enam jaringan transportasi dan distribusi yang tersebar di seluruh Kalimantan seperti di Samarinda, Berau, Bontang, Tarakan, Tanjung dan Nunukan. Dengan memanfaatkan dana hasil IPO, perseroan akan menambah jumlah stasiun-stasiun distribusi berupa filling station dan distribution hub di beberapa titik yang berdekatan dengan pelanggannya. 

BACA JUGA   Menuju Green Company, PTK Pasang PLTS di Kapal Derek FC Dwipangga

Diharapkan penambahan fasilitas tersebut bisa mendukung kelancaran penyaluran gas kepada pelanggan yang selama ini hanya mengandalkan enam jaringan yang ada. Beberapa pelanggan loyal seperti Pertamina (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pama Persada Nusantara, PT Darma Henwa, PT Kukar Mandiri Shipyard, PT Trakindo Utama. (DIN/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *