

Permintaan dari China dan India Menguat, Harga Batu Bara Berpotensi Naik
MINERBA January 15, 2024 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Research and Development ICDX Girta Yoga menilai, harga batu bara berpotensi menguat pada pekan ini ditopang oleh potensi menguatnya permintaan dari China dan India.
Menurut dia, dalam jangka pendek permintaan batu bara oleh China dan India berpotensi tetap kuat seiring dengan rencana peningkatan pasokan untuk kebutuhan pembangkit Listrik dalam negeri. Untuk itu, harga CPO akan bergerak pada resistance di kisaran US$ 135,5 – 140,5 per ton.
“Namun, jika mendapat katalis negatif, maka berpotensi menemui level support di kisaran harga US$ 125,5 – 120,5 per ton,” kata Yoga dikutip di Jakarta, Senin.
Dikatakan, walaupun dari sisi produksi kedua negara sudah terjadi peningkatan, namun perlu dicatat bahwa dari sisi permintaan pasti akan terjadi peningkatan tiap tahun, di mana permintaan tersebut akan semakin naik saat berlangsungnya musim panas yang biasanya terjadi lonjakan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan.
“Selain itu, dengan suhu bumi saat ini yang diproyeksikan akan terus memanas, maka impor batu bara terutama di India dan China juga berpotensi tetap kuat,” tutur Yoga.
Lebih jauh, kata Yoga kendati di kedua negara meningkatkan sumber energi baru terbarukan, terutama di China, Yia memprediksi akan sulit untuk menggusur dominasi penggunaan batu bara. Apalagi dengan mempertimbangkan arah kebijakan energi terbarukan yang akan diaplikasikan oleh pemerintah China, hampir 90% melalui peningkatan energi surya.
“Di saat yang sama ada rencana penambahan pembangkit Listrik berbasis batu bara dalam jumlah besar. Dari kedua kebijakan yang akan dilakukan pemerintah China itu mengindikasikan bahwa negara tersebut belum dapat sepenuhnya mengurangi ketergantungan akan energi berbasis batu bara,” papar Yoga.
Masih menurut Yoga, harga batu bara juga akan ditopang oleh kenaikan harga gas alam pada pekan ini. Ada beberapa sentimen yang mempengaruhi hal itu diantaranya kondisi stok gas alam di AS, kondisi cuaca di negara konsumen utama seperti AS dan Eropa, serta situasi geopolitik di Timur Tengah.
“Sedangkan harga batu bara pada pekan kedua Januari bergerak bearish dengan penurunan sebesar 0,57%. Pergerakan harga batu bara dari awal tahun hingga minggu kedua terpantau bergerak melemah sebesar 0,87%,” pungkasnya.(Ert/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.