Logo SitusEnergi
Permintaan Bahan Bakar Merosot, Harga Minyak Kembali Melemah Permintaan Bahan Bakar Merosot, Harga Minyak Kembali Melemah
Singapura, SitusEnergy.com Harga minyak melemah untuk sesi kedua berturut-turut, Senin, akibat lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat dan tempat lain. Hal ini juga... Permintaan Bahan Bakar Merosot, Harga Minyak Kembali Melemah

Singapura, SitusEnergy.com

Harga minyak melemah untuk sesi kedua berturut-turut, Senin, akibat lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat dan tempat lain. Hal ini juga mendorong sejumlah negara untuk melanjutkan penguncian sebagian (lockdown) yang dapat mengganggu permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot 66 sen, atau 1,6%, menjadi USD40,36 per barel pada pukul 06.50 WIB, sementara minyak mentah Amerika, West Texas Intermediate, berada di posisi USD37,86 per barel, turun 63 sen, atau 1,6%, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (29/6/2020).

Brent mengakhiri Juni dengan tiga kenaikan bulanan berturut-turut karena pemangkasan pasokan OPEC + dan permintaan minyak meningkat setelah banyak negara di seluruh dunia melonggarkan langkah penguncian.

Namun, kasus virus corona global melebihi 10 juta, Minggu, ketika India dan Brasil mencatatkan lebih dari 10.000 kasus setiap hari. Wabah baru itu dilaporkan di beberapa negara termasuk Tiongkok, Selandia Baru dan Australia, mendorong pemerintah setempat untuk memberlakukan pembatasan lagi.

“Pasar resah lagi tentang pemulihan permintaan karena otoritas terkait meninjau strategi pembukaan kembali,” kata analis ANZ, merujuk pada tiga negara bagian AS yang paling padat penduduknya – Texas, Florida dan California.

BACA JUGA   Trade-Off Penambangan Nikel di Kepulauan Raja Ampat: Antara Ekonomi, Sosial, Lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan

Meski ada upaya dari Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, untuk mengurangi pasokan, persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, produsen dan konsumen minyak terbesar dunia, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

“Ada juga risiko bahwa kenaikan harga baru-baru ini bisa mendorong produsen  shale-oil  Amerika memulai kembali produksi mereka,” kata ANZ.

Bahkan ketika harga minyak yang lebih tinggi mendorong beberapa produsen untuk melanjutkan pengeboran, jumlah rig migas yang beroperasi turun ke rekor terendah pekan lalu.

Pelopor  shale-oil  AS, Chesapeake Energy Corp, mengajukan perlindungan kebangkrutan, Minggu, karena terbebani hutang yang besar dan dampak wabah virus corona di pasar energi. (SNU/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *