Home Uncategorized Pergerakan Harga Minyak Hari Ini Masih Dipengaruhi Kekhawatiran Soal Pasokan
Uncategorized

Pergerakan Harga Minyak Hari Ini Masih Dipengaruhi Kekhawatiran Soal Pasokan

Share
Share

Jakarta, situsenergy.com

Harga minyak dunia bergerak lebih rendah, karena kekhawatiran terhadap permintaan yang disebabkan virus corona melampaui keputusan Arab Saudi yang mengumumkan pengurangan produksi tambahan dalam upaya untuk meningkatkan harga.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate patokan Amerika Serikat, ditutup turun 60 sen, atau 2,43%, menjadi US$24,14 per barel, demikian laporan CNBC, Senin (11/5/2020) atau Selasa (12/5/2020) pagi WIB. Dalam sesi perdagangan yang volatile, WTI diperdagangkan setingginya US$25,58 per barel, dan serendahnya US$23,67 per barel.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, menurun US$1,37, atau 4,4%, menjadi US$29,60 per barel.

Dimulai 1 Juni 2020, Arab Saudi akan memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari, yang dikombinasikan dengan pemotongan yang disetujui OPEC dan sekutunya, menjadikan total potongan Kerajaan Arab itu mencapai 4,8 juta barel per hari, di bawah rekor tingkat produksi April. Produksi untuk Juni sekarang akan menjadi 7,492 juta barel per hari.

Arab Saudi juga mengatakan mereka akan mengurangi produksi Mei dengan persetujuan pelanggannya.

“Kerajaan bertujuan melakukan pemotongan tambahan ini untuk mendorong peserta OPEC +, serta negara produsen lainnya, untuk mematuhi pemotongan produksi yang telah mereka lakukan, dan untuk memberikan pemotongan sukarela tambahan, dalam upaya mendukung stabilitas pasar minyak global,” tutur pernyataan dari lembaga pers Saudi.

Setelah pengumuman Arab Saudi, Kuwait dan UEA mengatakan mereka juga akan menerapkan pemotongan tambahan.

Rystad Energy mengatakan, dengan pemotongan baru ini, penyimpanan global kemungkinan besar tidak akan mencapai kapasitas, yang menjadi ketakutan pasar belakangan ini.

“Pemotongan tambahan 1,2 juta barel per hari tidak akan menyeimbangkan kembali pasar, tetapi pasti akan menghilangkan ketegangan dari infrastruktur penyimpanan dan buying time untuk menunggu permintaan rebound,” kata analis Paola Rodriguez Masiu.

Minyak menguat untuk pekan kedua berturut-turut ketika investor menyambut tanda-tanda bahwa pemulihan permintaan sedang berlangsung di tengah pengurangan produksi.

Minyak WTI melonjak 25% minggu lalu dalam salah satu pekan terbaik dalam sejarah, sementara Brent melesat 17%.
Namun, harga masih jauh di bawah level tertinggi mereka dan jalan menuju pemulihan masih jauh dari pasti. Senin, minyak bergerak lebih rendah di tengah kekhawatiran kemungkinan gelombang kedua kasus virus corona, setelah beberapa negara yang berhasil melewati kondisi terburuk dari serangan virus itu, termasuk Korea Selatan, melaporkan lonjakan infeksi. (SNU/rif)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Official Safety Car MotoGP di Mandalika Gunakan Pertamax Turbo untuk Bahan Bakar

Mandalika, situsenergi.com Pertamina Grand Prix of Indonesia tengah digelar di Mandalika, Lombok....

23 Tahun Membangun Fondasi Ketenagalistrikan Indonesia, PLN Enjiniring Mantap Menuju World Class Engineering Champion 2030

Jakarta, situsenergi.com Memasuki usia ke-23 dengan mengusung tema “Empowering Future Engineering”, PLN...

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan BBM Aman hingga Pelosok Nusantara

Jakarta, situsenergi.com Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya menjaga ketersediaan bahan bakar minyak...

Harga BBM Malaysia Lebih Murah dari Indonesia? Eits, Jangan Buru-buru Ambil Kesimpulan, Cek Dulu Faktanya!

Jakarta, situsenergi.com Kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia dan Indonesia...