Logo SitusEnergi
Perbaiki Kondisi Keuangan, PGN Harus Evaluasi Kebijakan Memberatkan Perbaiki Kondisi Keuangan, PGN Harus Evaluasi Kebijakan Memberatkan
Jakarta, Situsenergi.com Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, untuk bisa memperbaiki kondisi keuangan di tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) harus bisa... Perbaiki Kondisi Keuangan, PGN Harus Evaluasi Kebijakan Memberatkan

Jakarta, Situsenergi.com

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, untuk bisa memperbaiki kondisi keuangan di tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) harus bisa mengencangkan ikat pinggang dan mengevaluasi kebijakan yang dirasa memberatkan.

“Terkait dengan strategi ke depan dimana PGN harus bisa rebound di tahun ini salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi terhadap kebijakan harga gas dan juga soal pembangunan jargas. PGN juga tentu saja harus melakukan efisiensi yang cukup ketat di tahun ini,” kata Mamit kepada Situsenergi.com di Jakarta, Minggu (11/4/2021).

Mamit menjelaskan, bahwa evaluasi terkait kebijakan harga gas ini, perlu ada evaluasi secara menyeluruh. Karena ternyata jika dilihat dari laporan keuangan ada banyak perusahaan yang mendapatkan harga gas khusus yang tidak bisa menyerap alokasi gas secara maksimal. Sehingga hal ini menggerus pendapatan PGN dari sisi industri dan komersial.

“Untuk usaha yang tidak maksimal dalam menyerap gas yang ditetapkan lebih baik di cabut dan diganti dengan perusahaan lain atau kembali dengan harga normal. PGN harus berdiskusi dengan Kementerian BuMN, Kementerian ESDM dan Kemeterian Perindustrian terkait hal ini,” tukasnya.

BACA JUGA   Erick Thohir: Gen-Z Harus Melek Literasi Digital dan Peduli Mental Health

Masih menurut Mamit Setiawan, mestinya PGN bisa menghold proyek-proyek pemerintah yang menyerap banyak ekuitas PGN dengan berkonsultasi dengan pemerintah.

“Selain itu, PGN untuk sementara juga bisa   fokus terhadap projek yang dilakukan. Untuk project yang memakan dana besar dan belum terlalu penting perlu distop atau ditunda sajq dulu,” kata Mamit.

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa salah satu faktor yang juga menggerus keuangan PGN adalah persoalan sengketa pajak. Untuk itu,menurut Mamit, PGN perlu melakukan kordinasi dengan pemerintah terkait hal tersebut.

“Terkait dengan persoalan pajak, saya kira PGN bisa terus berdiskusi dan melakukan banding jika memang menemukan bukti baru sehingga tidak memberatkan keuangan mereka,” tukasnya.

Dua langkah strategis ini, kata Mamit perlu dilakukan PGN pada tahun ini. Apalagi, ke depan, kondisi ekonomi Global masih belum bisa diprediksi sehingga bisa menjadi tantangan tersendiri bagi PGN ke depan.

“Yang pasti tantangan ke depan adalah kondisi pandemik covid yang belum selesai. Dan ini menyebabkan banyak industri yang belum menggunakan gas akibat produksi mereka masih menurun. Selain itu, melemahnya mata uang rupiah juga  bisa menjadi tantangan bagi mereka,” paparnya.

BACA JUGA   PIS Tambah Dua Tanker Gas -Ammonia Ramah Lingkungan

Terkait pembangunan jaringan gas (jargas), ia menjelaskan bahwa dari sisi pendapatan jargas rumah tangga mengalami kenaikan konsumsi sehingga cukup bisa mencatatkan kenaikan pendapatan dari sisi ini. Hanya saja, pembangunan jargas ini juga bukan tanpa beban bagi PGN.

“Selain itu, kegiatan pembangunan jargas juga sementara jika terlalu memberatkan bisa didiskusikan dengan pemerintah. Pembangunan jargas dilakukan hanya dengan dana APBN saja. Untuk yang menggunakan dana perusahaan sementara di tunda terlebih dahulu,” pungkas Mamit.

Seperti diketahui, kondisi keuangan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada 2020 tercatat merugi 264,7 juta dolar AS dan merupakan kondisi terpuruk bagi PGN. Untuk bisa memperbaiki keuangan di tahun ini maka PGN perlu melakukan upaya-upaya startegis.(ert/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *