

Perbaiki Keuangan, Krakatau Steel Terbitkan OWK Senilai Rp3 Triliun
ENERGI December 29, 2020 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, situsenergy.com
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) melakukam penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) sehubungan adanya investasi pemerintah dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) selaku pelaksana investasi.
KRAS berencana untuk melakukan penerbitan OWK yang akan dikonversi dengan Saham Baru melalui mekanisme PMTHMETD dalam rangka memperbaiki posisi keuangan perseroan. Nilai OWK yang diterbitkan yaitu sebesar Rp3 triliun dengan masa jatuh tempo (tenor) selama 7 tahun. Perseroan mengantongi persetujuan atas rencana transaksi tersebut dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 November 2020 lalu.
“Dengan adanya dukungan dana ini, kami berharap operasional industri hilir dan industri pengguna dapat terpulihkan seperti sedia kala. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga pasar baja dalam negeri, karena jika pasar yang sebelumnya dipenuhi oleh produk Krakatau Steel tidak dapat dipasok, maka akan berpeluang dimasuki oleh produk impor,” ungkap Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangan persnya, Selasa (29/12/2020).
KRAS berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dan mematuhi Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam penggunaan dana Investasi Pemerintah tersebut. Sehingga stimulus investasi pemerintah yang diberikan kepada KRAS mampu memberikan dampak positif terhadap penguatan industri baja dari hulu hingga hilir, serta berdampak pada pergerakan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai gambaran, dampak pandemi Covid-19 telah membuat kegiatan operasional dan produksi di industri baja hulu, industri baja hilir dan industri pengguna pada awalnya mengalami penurunan sebesar 30 – 50 persen karena rendahnya permintaan serta kemampuan modal kerja yang terbatas.
“Pada kuartal I 2020 permintaan terhadap berbagai macam produk baja seperti HRC, CRC, wire rod, baja lapis seng, dan baja lapis aluminium seng mengalami penurunan dengan kisaran sebesar 10-50 persen. Akibat penurunan permintaan ini banyak operasional industri baja terpukul dan kesulitan cashflow,” jelas Silmy. (DIN/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.