Home ENERGI Pengembangan Hidrogen, Salah Satu Strategi Utama Pemerintah Menuju Netral Karbon 2060
ENERGI

Pengembangan Hidrogen, Salah Satu Strategi Utama Pemerintah Menuju Netral Karbon 2060

Share
Pengembangan Hidrogen, Salah Satu Strategi Utama Pemerintah Menuju Netral Karbon 2060
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Pemanfaatan dan pengembangan hidrogen sebagai sumber energi baru terbarukan merupakan salah satu strategi utama pemerintah dalam menjalankan peta jalan menuju netral karbon pada 2060.

Demikian dikatakan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Hageng Suryo Nugroho dalam Towards Hydrogen Economy: Lessons from the Netherlands yang merupakan implementasi dari Forum Kemitraan Teknologi Indonesia-Belanda (INTPF) sebagaimana keterangan diterima di Jakarta. Selasa (01/11/2022).

“Namun untuk mencapai itu, diperlukan upaya pemenuhan sumber energi baru yang memadai dan mampu menjadi efek pengganda ekonomi untuk mendukung daya saing industri, memajukan perdagangan internasional, dan menarik minat investasi,” kata Hageng.

Ia mengungkapkan, sumber energi hidrogen di masa depan akan semakin krusial karena menjadi komoditas penting untuk pembangkit energi, transportasi, dan sistem penerbangan.

“Di era saat ini, hidrogen tidak hanya sebagai aset energi saja, tapi juga harus dipandang sebagai komoditas ekonomi masa depan. Untuk itu, pemerintah mendorong hidrogen sebagai salah satu komoditi dengan nilai jual potensial,” kata Hageng.

Karena itu, kata Hageng, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong hidrogen menjadi salah satu sumber energi (energy carrier) yang potensial dalam percepatan transisi energi di Indonesia.

“Bahkan hidrogen akan menjadi game changer atau pendobrak sebuah tatanan yang menggantikan sumber fosil. Hal itu karena hidrogen merupakan pembawa energi yang dapat digunakan untuk menyimpan, memindahkan, dan menyalurkan energi yang dihasilkan dari sumber lain,” paparnya.

Lebih jauh Hageng juga menjelaskan pertimbangan pemerintah untuk mengembangkan hidrogen karena rendahnya biaya produksi di masa depan. Pada 2030, biaya produksi hidrogen hijau diperkirakan sebesar 1-2,5 dolar AS per kilogram, dan akan terus turun hingga tiga kali lipat pada 2050.

“Sehingga hidrogen sebagai bahan bakar akan semakin ekonomis dan populer di masa mendatang,” katanya.

Saat ini, kata dia, Indonesia sedang mengembangkan simulasi strategi jangka panjang menuju emisi nol bersih pada 2060 dan kontribusi sektor energi pada Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 314 juta ton CO2e.

“Untuk mewujudkan itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menekankan pentingnya terus membangun kolaborasi global untuk reduksi emisi karbon,” pungkasnya.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...

Medco Power Resmi Operasikan Pembangkit Listrik Rendah Emisi di Batam

Jakarta, situsenergi.com Langkah nyata menuju energi bersih terus dilakukan PT Medco Energi...