Jakarta, situsenergi.com
PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat posisinya di industri pemboran lewat transformasi Knowledge Management (KM). Langkah ini jadi strategi utama perusahaan untuk mengerek keselamatan kerja, menekan biaya, dan menjaga keandalan operasi.
Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, menegaskan bahwa pengetahuan memegang peran vital dalam operasi migas. Ia menilai dampaknya makin besar ketika dibagikan secara aktif. Pernyataan itu ia sampaikan dalam Drilling Innovation Forum (DIF) 2025, Senin (17/11/2025).
Untuk memperluas budaya kolaborasi, PDSI menggandeng sejumlah kampus seperti UPN Veteran Yogyakarta melalui MoU yang mencakup riset, magang, hingga pengembangan SDM. Kolaborasi ini diharapkan mendorong inovasi teknis yang relevan dengan kebutuhan industri.
PDSI juga merilis D-Library, platform digital yang menyimpan referensi teknis, panduan keselamatan, best practice, lesson learned, hingga video edukasi. Fitur live chat dengan para author membantu pekerja—baik di rig maupun kantor—mengakses informasi secara real time.
Selain itu, PDSI menghidupkan berbagai forum berbagi pengetahuan seperti Drilling Innovation Forum, sesi sharing rutin, dan Communities of Practice yang mempertemukan para engineer, teknisi, dan operator rig untuk mempercepat adopsi inovasi.
Dukungan lain hadir dari Indonesia Drilling Training Center (IDTC) yang berperan sebagai pusat pelatihan berstandar global. IDTC memastikan pengalaman senior terdokumentasi agar bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Perusahaan juga menyediakan Komet Room yang dilengkapi fasilitas live broadcast, studio recording, dan podcast untuk mempercepat produksi konten pembelajaran.

VP Human Capital PDSI, Abimanyu Suryadi, menegaskan bahwa seluruh inisiatif ini membangun ekosistem pengetahuan yang lengkap. Ia menyebut tiap pembelajaran di lapangan harus berubah menjadi aset yang memperkuat keselamatan, efisiensi, dan inovasi perusahaan. (DIN/GIT)
Leave a comment