Home MIGAS Pasar Semakin Ketat, Harga Minyak Melejit
MIGAS

Pasar Semakin Ketat, Harga Minyak Melejit

Share
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak melejit, Rabu, pasca laporan persediaan minyak Amerika mencapai level terendah dalam tiga tahun. Stok bahan bakar nasional turun tajam, sebagai sinyal meningkatnya permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 74 sen atau 0,9 persen menjadi USD85,82 per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November, yang berakhir Rabu, melonjak 91 sen atau 1,1 persen menjadi USD83,87 per barel. Kontrak WTI yang lebih aktif untuk Desember ditutup melesat 98 sen menjadi USD83,42 per barel.
Demikian mengutip laporan  Reuters,  di New York, Rabu (20/10/2021) atau Kamis (21/10/2021) pagi WIB.

Harga minyak mentah meningkat karena pasokan semakin ketat, dengan Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC Plus) mempertahankan peningkatan pasokan yang lambat ketimbang intervensi untuk menambah lebih banyak barel ke pasar. Selain itu, permintaan Amerika juga meningkat.

Secara global, penyulingan meningkatkan produksi berkat margin yang tinggi, yang hanya dapat dikendalikan dengan  maintenance . Penggunaan kapasitas penyulingan Amerika turun dalam minggu terakhir, tetapi analis mencatat pasokan dapat terus mengetat jika penyuling Amerika juga meningkatkan pemrosesan lagi.

“Permintaan yang lebih kuat dan kekhawatiran tentang penurunan stok ketika pengilangan beroperasi dalam tingkat yang rendah selama musim maintenance  membuat sejumlah kalangan khawatir tentang apa yang akan terjadi ketika penyuling harus meningkatkan output guna memenuhi permintaan bensin dan produk distilasi yang sangat kuat,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Stok minyak mentah AS turun 431.000 barel dalam minggu terakhir, tutur Badan Informasi Energi, dibandingkan ekspektasi untuk peningkatan, dan persediaan bensin anjlok lebih dari 5 juta barel setelah perusahaan penyulingan memotong pemrosesan karena pemeliharaan.

Stok AS di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, mencapai level terendah sejak Oktober 2018. Stok bensin sekarang berada di level terendah sejak November 2019, kata EIA, sementara stok produk distilasi jatuh ke tingkat yang tidak terlihat sejak awal 2020.

Harga minyak juga terangkat lonjakan harga gas alam dan batu bara di seluruh dunia sebagai antisipasi bahwa pembangkit listrik dapat beralih ke minyak untuk menyediakan listrik.

Menteri Energi Arab Saudi mengatakan pengguna yang beralih dari gas ke minyak dapat memenuhi permintaan 500.000-600.000 barel per hari, tergantung pada cuaca musim dingin dan harga sumber energi lainnya. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Ungkap Langkah Konservasi di COP30, Targetkan Dampak Lingkungan yang Lebih Besar

Belem Brasil, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian di COP30 Brasil...

Pertamina Berbagi Bikin 6.000 Motoris Sumringah: Oli Gratis & Layanan Spesial di 44 Kota

Jakarta, Situsenergi.com Ribuan motoris akhirnya tersenyum lebar lewat program Pertamina Berbagi. Di...

Pertamina Pamer Kinerja Kinclong 2025, Pendapatan Tembus USD 68 Miliar!

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi...

SMEXPO Pertamina Meledak di Blok M Hub, Transaksi UMKM Langsung Tembus Rp1,2 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Gelaran Pertamina SMEXPO 2025 langsung memanaskan Blok M Hub. Selama...