Logo SitusEnergi
Optimisme Permintaan Bikin Pasar Bergairah, Minyak Dunia Melambung Optimisme Permintaan Bikin Pasar Bergairah, Minyak Dunia Melambung
New York, Situsenergi.com Harga minyak dunia melambung lebih dari 1 persen, Senin, didorong rilis data perekonomian China dan kabar tentang perkembangan vaksin di Amerika... Optimisme Permintaan Bikin Pasar Bergairah, Minyak Dunia Melambung

New York, Situsenergi.com

Harga minyak dunia melambung lebih dari 1 persen, Senin, didorong rilis data perekonomian China dan kabar tentang perkembangan vaksin di Amerika Serikat (AS). Hal itu mendorong optimisme pasar akan pemulihan permintaan pada dua negara besar itu. Meski demikian investor tetap waspada karena perkembangan kasus covid-19 di India yang semakin meresahkan.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 80 sen, atau 1,2 persen, menjadi USD67,56 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, Senin (3/5/2021) atau Selasa (4/5/2021) pagi WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melejit 91 sen, atau 1,4 persen, menjadi USD64,49 per barel.
Amerika Serikat dan China–dua konsumen minyak teratas dunia–diprediksi dapat mendorong pemulihan permintaan dari pandemi virus corona.

“Bahkan ketika kasus Covid-19 mencapai rekor pekan ini, harga minyak bergerak lebih tinggi karena meningkatnya jumlah vaksinasi di pasar negara maju,” kata laporan BofA Global Research. “Data terbaru menunjukkan keefektifan vaksin yang tinggi dalam mencegah infeksi dan kematian.”

Sekitar sepertiga penduduk Amerika telah divaksinasi penuh, menurut pelacak virus corona Reuters.
Sementara itu, impor minyak mentah rata-rata di China mencatat rekor musiman pada Februari dan Maret dari peningkatan penjualan mobil, pemulihan aktivitas perjalanan lokal dan latar belakang industri yang kuat, kata BofA Global Research.

BACA JUGA   May Day 2025: Pertamina dan Serikat Pekerja Kompak Perjuangkan Kedaulatan Energi

Namun, beberapa bagian dunia seperti India mengalami lonjakan kasus virus corona. Senin, India melaporkan lebih dari 300.000 kasus virus corona selama 12 hari berturut-turut. Gelombang baru virus itu menyebabkan penurunan penjualan bahan bakar sepanjang April.

“Gejolak di India saat ini menghentikan harga minyak dari kenaikan lebih lanjut,” kata analis Rystad Energy, Louise Dickson.

Brent meroket hampir 30 persen sejauh tahun ini, pulih dari posisi terendah bersejarah tahun lalu berkat rekor pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus.

Namun, OPEC Plus pekan lalu memutuskan untuk tetap berpegang pada rencana guna meningkatkan pasokan dari 1 Mei dan produksi OPEC naik pada April, dipimpin lonjakan dari Iran, menurut survei Reuters.

Teheran dan kekuatan dunia menggelar perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang dapat menambah pasokan minyak global jika kesepakatan tersebut dicapai. Kepala negosiator nuklir Iran, Sabtu, mengatakan Teheran mengharapkan sanksi AS terhadap minyak, perbankan, dan sebagian besar individu serta institusi akan dicabut. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *