Logo SitusEnergi
Optimalkan Produksi Migas, Pemerintah Siapkan Aturan CCS/CCUS Optimalkan Produksi Migas, Pemerintah Siapkan Aturan CCS/CCUS
Jakarta, Situsenergi.com Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, Pemerintah saat ini tengah menyiapkan aturan terkait implementasi teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture,... Optimalkan Produksi Migas, Pemerintah Siapkan Aturan CCS/CCUS

Jakarta, Situsenergi.com

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, Pemerintah saat ini tengah menyiapkan aturan terkait implementasi teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) sebagai upaya mengoptimalkan produksi migas pada masa transisi energi.

“Keberadaan aturan CCS/CCUS sangat penting untuk menjamin kegiatan tersebut sudah sesuai regulasi dan tidak bermasalah, sehingga memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha. Aturan (permen CCS/CCUS) sedang disusun, supaya jelas, karena implementasi CCUS akan melibatkan banyak stakeholder, jadi kita pastikan aman dan bisa membantu mengurangi emisi karbon,” katanya dalam keterangannya seperti dikutip di Jakarta, Selasa (30/11/2022).

Menurut Arifin, implementasi CCS/CCUS cukup krusial mengingat bisnis migas menjadi salah satu sektor yang banyak menyumbangkan emisi karbon. Untuk itu, teknologi CCS/CCSU ini penting agar kegiatan operasi produksi migas tetap berjalan, sekaligus mengurangi emisi karbon.

“Penerapan CCS maupun CCUS nanti juga bisa berkembang ke carbon trading yang akan diterapkan.

Sementara Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjelaskan, ke depan nanti masa depan migas akan cerah dengan penerapan teknologi CCS/CCUS. Pasalnya, emisi yang biasa dihasilkan dari operasional migas nantinya dapat memberikan keuntungan bagi pelaku usaha baik dari sisi finansial maupun produksi.

BACA JUGA   Jambaran Tiung Biru Berpotensi Dorong Peningkatan Ekonomi Kawasan

“Flare gas (gas buang) dari produksi migas dimanfaatkan untuk mengurangi emisi karbon, sehingga bisa menambah profit hulu migas. Jadi, emisi berkurang dan profit bertambah, kalau flare dimanfaatkan. Kalau ada CO2, itu bisa jadi carbon credit dan diinjeksikan di reservoir di mana CO2 dimanfaatkan untuk enhanced oil recovery (EOR). Jadi, CCS dan CCUS itu bisa untuk EOR,” jelas Djoko.

Sementara Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menambahkan para stakeholder di IOG 2022 menyepakati bahwa migas masih penting dalam memenuhi ketahanan energi selama masa transisi energi guna menuju net zero emissions (NZE). Untuk itu, menurut dia, diperlukan perbaikan dari segala lini, utamanya regulasi guna memperbaiki iklim investasi.

“Para menteri telah menyatakan bakal concern dan melakukan berbagai hal yang diperlukan untuk mendorong iklim investasi. Kami telah menyaksikan beberapa kemajuan positif, dengan beberapa insentif telah diberikan dan beberapa kebijakan yang mendukung. Ditambah lagi, sikap pemerintah menunjukkan sudah terbuka untuk membuka ruang diskusi dengan investor dan keinginan untuk menerima masukan,” kata Dwi.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *