Home MIGAS Minyak Terkoreksi, Brent Di Level USD 71,69 per barel, WTI Lebih Rendah
MIGAS

Minyak Terkoreksi, Brent Di Level USD 71,69 per barel, WTI Lebih Rendah

Share
Minyak Menguat di Tengah Penurunan Stok AS
Ilustrasi Pengeboran minyak (Ist)
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 53 sen, atau 0,7 persen, menjadi USD 71,69 per barel, setelah melemah 39 sen pada Senin. Sementara  minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) patokan Amerika, ditutup anjlok 94 sen atau 1,4 persen dari setelmen Jumat, yakni USD 68,35 per barel, dan menyentuh level terendah sesi di posisi USD 67,64 per barel. 

Demikian mengutip laporan  Reuters, Selasa (7/9/2021) atau Rabu (8/9/2021) pagi WIB. Tidak ada harga setelmen untuk sesi Senin karena libur Hari Buruh di Amerika Serikat.

John Saucer, Vice President Mobius Risk Group di Houston, mengatakan dolar yang lebih kuat dan langkah Arab Saudi, Minggu, untuk memangkas harga jual resmi (OSP) Oktober menekan minyak mentah. Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Pasar membaca perubahan harga Saudi sebagai tanda memudarnya permintaan Asia dan skala pemotongan lebih besar dari ekspektasi,” kata Saucer.

Arab Saudi memangkas harga untuk semua  grade  minyak mentah yang dijual ke Asia setidaknya USD 1 per barel. Langkah tersebut, sebuah tanda bahwa konsumsi di wilayah pengimpor utama dunia tetap lambat, terjadi ketika penguncian di seluruh Asia untuk memerangi varian Delta virus korona mengaburkan prospek ekonomi.

Data yang dirilis Jumat juga menunjukkan ekonomi Amerika pada Agustus menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan karena perekrutan di sektor rekreasi dan perhotelan terhenti di tengah kebangkitan infeksi Covid-19.

Namun, harga minyak mendapat dukungan dari indikator ekonomi China yang kuat dan berlanjutnya gangguan pasokan Amerika dari Badai Ida.

Impor minyak mentah China melambung 8 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, data bea cukai menunjukkan, sementara ekonomi China mendapat dorongan karena ekspor secara tak terduga tumbuh lebih cepat pada Agustus.

Di Teluk Meksiko, sekitar 79 persen dari produksi minyak masih ditutup, atau 1,44 juta barel per hari, tutur regulator Amerika, Selasa, lebih dari seminggu setelah Badai Ida menghujam. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Ungkap Langkah Konservasi di COP30, Targetkan Dampak Lingkungan yang Lebih Besar

Belem Brasil, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian di COP30 Brasil...

Pertamina Berbagi Bikin 6.000 Motoris Sumringah: Oli Gratis & Layanan Spesial di 44 Kota

Jakarta, Situsenergi.com Ribuan motoris akhirnya tersenyum lebar lewat program Pertamina Berbagi. Di...

Pertamina Pamer Kinerja Kinclong 2025, Pendapatan Tembus USD 68 Miliar!

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi...

SMEXPO Pertamina Meledak di Blok M Hub, Transaksi UMKM Langsung Tembus Rp1,2 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Gelaran Pertamina SMEXPO 2025 langsung memanaskan Blok M Hub. Selama...