Logo SitusEnergi
Minyak Relatif Stabil, Didorong Harapan Kenaikan Permintaan Minyak Relatif Stabil, Didorong Harapan Kenaikan Permintaan
New York, Situsenergi.com Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, mengakhiri sesi dengan kenaikan 9 sen atau 0,1 persen menjadi USD64,62 per barel. Sementara, patokan... Minyak Relatif Stabil, Didorong Harapan Kenaikan Permintaan

New York, Situsenergi.com

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, mengakhiri sesi dengan kenaikan 9 sen atau 0,1 persen menjadi USD64,62 per barel. Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman April ditutup turun 13 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD61,55 per barel ketika expired.

Minyak mentah WTI yang lebih aktif untuk kontrak pengiriman Mei naik 12 sen atau 0,2 persen menjadi menetap di USD61,56 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters di New York, Senin (22/3/2021) atau Selasa (23/3/2021) pagi WIB.

Minyak relatif stabil, karena harapan kenaikan permintaan tahun ini membantu menahan aksi jual yang luas pekan lalu, tetapi harga tetap di bawah tekanan karena penguncian virus korona Eropa yang baru membuat pemulihan yang cepat kemungkinan semakin kecil.

Kedua kontrak minyak itu anjlok lebih dari 6 persen pekan lalu setelah membukukan kenaikan yang stabil selama berbulan-bulan didukung pemotongan produksi dan ekspektasi pemulihan permintaan.

“Minyak (mengalami) pekan terburuk tahun ini karena meningkatnya kekhawatiran atas kasus Covid-19 yang melonjak di seluruh Eropa,” demikian pernyataan bank asal Belanda, ING, dalam sebuah catatan. “Ini terjadi pada saat ada tanda-tanda yang jelas dari pelemahan di pasar fisik minyak.”

BACA JUGA   Pertamina Hulu Energi Dorong Inklusi dan Kemandirian Disabilitas Lewat Program Sahabat Istimewa

Pasar fisik berada di bawah tekanan karena penyulingan di seluruh dunia, termasuk China dan Amerika Serikat, memulai aktivitas pemeliharaan.

Musim pemeliharaan pengilangan di China akan mencapai puncaknya pada Mei, dan mulai berkurang pada Juni.

Hampir sepertiga rakyat Prancis memasuki penguncian selama sebulan pada Sabtu, sementara Jerman berencana untuk memperpanjang pengunciannya menjadi bulan kelima, menurut  draft  proposal.

Senin, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang menghantam seluruh Eropa bisa menuju Inggris.

“Kampanye vaksinasi belum secepat yang diharapkan pasar dan akibatnya hal ini akan berdampak pada pemulihan permintaan minyak, yang pada gilirannya menekan harga,” kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.

Kendati pemulihan ekonomi yang luas masih sulit dipahami, CEO Saudi Aramco, Amin Nasser, optimistis dengan prospek jangka panjang bagi eksportir minyak terbesar dunia itu.

Pada Minggu, Nasser mengatakan permintaan minyak global berada di jalur yang tepat untuk mencapai 99 juta barel per hari (bph) pada akhir 2021.

“Walau saya pikir permintaan akan meningkat lebih lanjut karena lebih banyak negara melonggarkan pembatasan perjalanan dalam beberapa bulan mendatang, dampak dari hal ini akan diimbangi dengan peningkatan pasokan minyak,” ujar Fawad Razaqzada, analis ThinkMarkets.

BACA JUGA   PHM Tunjukkan Kinerja Positif, Bahlil: Pemerintah Siap Dukung Hulu Migas

” OPEC Plus akan melonggarkan pembatasan pasokan secara perlahan, sementara produksi  shale-oil  Amerika kemungkinan akan meningkat karena harga minyak yang atraktif kembali. Secara keseluruhan, saya tidak melihat harga minyak naik lebih jauh secara signifikan.”

“Saya pikir Brent akan berjuang untuk bertahan di atas USD70 dan memperkirakan WTI akan mencapai rata-rata sekitar USD60 per barel pada 2021.”

Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, melakukan pemotongan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyeimbangkan pasar global setelah permintaan anjlok selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, pengebor Amerika mulai memanfaatkan lonjakan harga baru-baru ini, menambahkan  rig  paling banyak sejak Januari dalam pekan yang berakhir hingga Jumat lalu. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *