

Minyak Merosot Lebih Dari 1 Persen, di Tengah Potensi Kesepakatan Nuklir Iran
MIGAS May 19, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Minyak ditutup merosot lebih dari 1 persen, Selasa, jatuh dari level tertinggi dua bulan setelah laporan media yang mengatakan Amerika dan Iran membuat kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan yang membatasi pengembangan senjata nuklir negara OPEC itu, yang akan meningkatkan pasokan minyak mentah.
Harga jatuh karena laporan bahwa Duta Besar Rusia untuk PBB Mikhail Ulyanov mengatakan kemajuan signifikan telah dibuat, tetapi penurunannya terhenti setelah dia mengatakan di Twitter bahwa negosiator membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan kesepakatan.
Setelah merosot lebih dari USD2 per barel, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 75 sen, atau 1,1 persen, menjadi USD68,71 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Selasa (18/5/2021) atau Rabu (19/5/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 78 sen, atau 1,2 persen, menjadi USD65,49 per barel.
Jika Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Iran, negara itu dapat meningkatkan pengiriman minyak, sehingga menambah pasokan global.
“Ini bisa menempatkan sejumlah besar minyak mentah di pasar, itulah sebabnya kita terus bergerak turun sekarang,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
Selama sesi tersebut, Brent sempat menembus USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak Maret, terangkat oleh ekspektasi pemulihan permintaan.
Inggris semakin mengurangi pembatasan virus corona, Senin, dan Eropa mulai membuka kembali sejumlah kota dan pantai. Kasus baru di Amerika Serikat semakin menurun dan New York mencabut persyaratan penggunaan masker bagi orang yang sudah divaksinasi.
“Kisah pemulihan permintaan minyak mentah selama semester kedua tahun ini masih mendukung harga minyak yang jauh lebih tinggi pada akhir tahun, dengan berita Iran ini kemungkinan memangkas beberapa dolar dari target akhir tahun sebagian besar analis,” kata Edward Moya, analis OANDA.
Kemajuan Eropa dan Amerika dalam pertempuran melawan pandemi sangat kontras dengan situasi di Asia, yang membatasi reli minyak.
Singapura dan Taiwan memberlakukan lagi sejumlah langkah penguncian dan India mengalami penurunan permintaan bahan bakar setelah menerapkan pembatasan untuk mengekang infeksi.
Juga membebani pasar, analis memperkirakan persediaan minyak mentah Amerika akan meningkat 1,6 juta barel pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters menjelang laporan mingguan dari American Petroleum Institute, dan data resmi pemerintah Rabu pagi waktu setempat. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.