Logo SitusEnergi
Minyak Kembali Menguat, Setelah Sempat Terkoreksi Dalam Minyak Kembali Menguat, Setelah Sempat Terkoreksi Dalam
Jakarta, Situsenergi.com Minyak mentah berjangka mengalami rebound, Selasa, karena pelaku pasar bersaing untuk mengambil keuntungan dari harga minyak yang jatuh ke level terendah dua... Minyak Kembali Menguat, Setelah Sempat Terkoreksi Dalam

Jakarta, Situsenergi.com

Minyak mentah berjangka mengalami rebound, Selasa, karena pelaku pasar bersaing untuk mengambil keuntungan dari harga minyak yang jatuh ke level terendah dua bulan pada sesi sebelumnya.

Aksi jual Senin, didorong kekhawatiran penurunan permintaan di tengah meningkatnya kasus Covid-19, mendorong minyak anjlok sekitar 7 persen dan memukul aset berisiko lainnya. Pasar minyak juga melemah di tengah berita bahwa Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, mencapai kesepakatan untuk meningkatkan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.

“Ada bottom pickers yang berupaya masuk menuju penurunan ini,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak 73 sen, atau 1,1 perse , menjadi USD69,35 per barel setelah meluncur 6,8 persen pada sesi Senin, demikian dikutip dari laporan Reuters, Selasa (20/7/2021) atau Rabu (21/7/2021) pagi WIB. Brent jatuh dari puncaknya di lebih dari USD77 yang dicapai pada awal Juli – level tertinggi sejak akhir 2018.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD1 atau 1,5 persen, menjadi USD67,42 pada hari terakhir perdagangannya, setelah merosot serendahnya ke posisi USD65,21 per barel, pada Selasa. Kontrak tersebut anjlok 7,5 persen pada sesi Senin.

BACA JUGA   Tantangan Global Gak Bikin Ciut, Ini Cara Pertamina Jaga Energi Nasional

Berakhirnya kontrak tersebut menambah volatilitas ke pasar, kata Yawger. Sementara, kontrak front month , September, naik 94 sen, atau 1,4 persen, menjadi USD67,29 per barel.

Harga memangkas kenaikan dalam after-hours trading setelah angka industri secara tak terduga menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika masing-masing naik 806.000 barel dan 3,3 juta barel, pekan lalu, menurut narasumber pasar, mengutip American Petroleum Institute.

Jika dikonfirmasi oleh data pemerintah, Rabu, akan mengakhiri penurunan persediaan selama delapan pekan berturut-turut. Analis yang disurvei Reuters memperkirakan penarikan untuk minyak mentah dan bensin.

Pasar skeptis bahwa kenaikan harga tersebut akan berlangsung lama.


“Sulit untuk melihat harga pulih lagi kecuali kegelisahan seputar virus dikendalikan kembali,” kata Stephen Brennock, analis PVM. “Pasar jelas gelisah tentang prospek permintaan.”

Varian Delta virus corona menjadi jenis yang dominan di seluruh dunia, kata pejabat Amerika, Jumat.

Varian tersebut tidak mungkin membahayakan pemulihan pertumbuhan global, meski dapat menyebabkan “cegukan regional”, ungkap analis Julius Baer, Carsten Menke.

Juga membebani pasar adalah kesepakatan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC Plus, pada Minggu, untuk meningkatkan produksi mulai Agustus, melepaskan lebih banyak pembatasan pasokan yang diberlakukan ketika pandemi melanda tahun lalu. (SNU)

BACA JUGA   PDSI Genjot 5 Inovasi untuk Efisiensi & Keberlanjutan Pengeboran Migas

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *