Home MIGAS Minyak Jatuh dari Level Tertinggi Dua Tahun
MIGAS

Minyak Jatuh dari Level Tertinggi Dua Tahun

Share
Minyak Jatuh dari Level Tertinggi Dua Tahun
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak melemah, Senin, setelah sempat menyentuh level tertinggi dua tahun di tengah ekspektasi peningkatan permintaan dan produsen OPEC mempertahankan pembatasan pasokan.

Harga melemah dari tingkat tertinggi sesi itu di awal perdagangan, dan analis mengutip tekanan dari data China menunjukkan impor minyak mentah jatuh ke level terendah satu tahun pada Mei.

“Itu menghilangkan sebagian antusiasme di pasar minyak yang bullish ,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutupmenyusut 40 sen menjadi USD71,49 per barel, setelah menyentuh USD72,27 per barel, tingkat tertinggi sejak Mei 2019, demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Senin (7/6/2021) atau Selasa (8/6/2021) pagi WIB.

Sementara itu,patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menetap di posisi USD69,23 per barel, setelah menyentuh USD70 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2018.

Investor mungkin telah menjual beberapa kontrak untuk mengambil keuntungan ketika WTI menembus USD70, kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.

“Terlepas dari itu, harga tertinggi yang baru menunjukkan keberlanjutan pergerakan bullish ini dengan beberapa value yang lebih tinggi kemungkinan terbentang di depan,” kata Ritterbusch.

Minyak mentah meningkat selama dua minggu, dengan Brent melonjak 38 persen tahun ini dan WTI melambung 43 persen, dibantu pemulihan dari gangguan permintaan terkait pandemi serta pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya.

Kelompok produsen yang dikenal sebagai OPEC Plus itu mendorong harga minyak dengan tetap menahan pembatasan pasokan hingga Juli. Senin, Sekjen OPEC , Mohammad Barkindo, mengatakan OPEC Plus memperkirakan persediaan akan turun lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Analis memperkirakan harga minyak akan tetap naik, dengan pelemahan singkat, karena meningkatnya permintaan global menyusul keputusan Amerika Serikat dan Eropa untuk melonggarkan pembatasan Covid-19, sementara India telah mulai melonggarkan penguncian terbarunya.

“Dengan beberapa perbaikan dalam situasi pandemi di India serta pemulihan di Amerika, China, dan Eropa tetap berada di jalurnya, minyak bakal tetap diburu saat turun,” kata Jeffrey Halley, analis OANDA. (SNU/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Patra Niaga Tuntaskan 57% Keluhan BBM di Jawa Timur, Kompensasi Diberikan Tepat Sasaran

Jakarta, situsenergi.com Pertamina Patra Niaga bergerak cepat menangani keluhan pelanggan terkait kualitas...

Ekspor Migas Tertekan, Periode Januari–September 2025 Defisit USD13,71 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor komoditas minyak dan...

MERENUNGKAN ISU PESANAN YANG MENYERANG PERTAMINA DAN KISAH BELL POTTINGER

Oleh: Denny JA Dalam perjalanan menuju konferensi dan eksibisi minyak internasional di...

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Gandeng Petani Perempuan Wujudkan Kemandirian Pangan

Maros, Situsenergi.com Semangat pagi terasa di Desa Baji Mangngai, Kabupaten Maros, saat...