Logo SitusEnergi
Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi 6 Pekan, Imbas Kekhawatiran Pasokan Amerika Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi 6 Pekan, Imbas Kekhawatiran Pasokan Amerika
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak mencapai level tertinggi enam pekan, Selasa, terimbas kekhawatiran badai lainnya dapat mempengaruhi produksi di Texas minggu ini, ketika industri Amerika... Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi 6 Pekan, Imbas Kekhawatiran Pasokan Amerika

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak mencapai level tertinggi enam pekan, Selasa, terimbas kekhawatiran badai lainnya dapat mempengaruhi produksi di Texas minggu ini, ketika industri Amerika berjuang untuk kembali ke tingkat produksi normal pasca Badai Ida di Pantai Teluk pekan lalu.

Harga minyak reli untuk sesi ketiga berturut-turut, dengan minyak mentah Brent mencapai level tertinggi sejak 2 Agustus di awal sesi.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, menguat 43 sen, atau 0,58 persen, menjadi USD 73,94 per barel pada pukul 14.44 WIB, setelah melesat setingginya USD 74,18 per barel di awal sesi. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 43 sen, atau 0,61 persen, menjadi USD 70,88 per barel, setelah melejit sejauhnya USD 71,14 per barel – level tertinggi sejak 3 Agustus, demikian dikutip dari laporan Reuters, di Tokyo, Selasa (14/9/2021).

Evakuasi sedang berlangsung, Senin, dari anjungan minyak lepas pantai Teluk Meksiko Amerika ketika penyulingan  onshore  mulai bersiap menghadapi Badai Tropis Nicholas, yang bergerak menuju ke pantai Texas dengan kecepatan angin 70 mil per jam (113 kph), mengancam pesisir Texas dan Louisiana yang masih dalam pemulihan dari Badai Ida.

“Investor khawatir Nicholas akan menyebabkan gangguan lebih lanjut di Pantai Teluk pada saat mereka mencoba mencari tahu berapa lama produksi minyak mentah akan tetap terpengaruh dari Badai Ida,” kata Satoru Yoshida, analis Rakuten Securities.

Lebih dari 40 persen produksi minyak dan gas Teluk AS tetap  offline, Senin, dua minggu setelah Ida menghantam pantai Louisiana, menurut regulator lepas pantai Bureau of Safety and Environmental Enforcement ( BSEE ).
Kenaikan harga tersebut juga terjadi di tengah kekhawatiran atas gangguan minyak di Libya.

BACA JUGA   Kerja Gak Kaleng-kaleng! Pertamina Cetak Laba Jumbo & Genjot Produksi Migas

National Oil Corp (NOC) mengatakan aktivitas  loading  di terminal minyak Es Sider dan Ras Lanuf, Libya, dilanjutkan pada Jumat setelah penghentian satu hari, tetapi insinyur di pelabuhan Hariga mengatakan pelabuhan itu masih ditutup oleh pengunjuk rasa.

Namun Hiroyuki Kikukawa, General Manager Nissan Securities, memperkirakan reli harga minyak akan berumur pendek.

“Kenaikan pasar akan terbatas karena  driving season  musim panas Amerika berkurang dan ada potensi peningkatan pasokan dari rencana pelepasan minyak dari cadangan strategis di Amerika Serikat dan China, serta kemungkinan dimulainya kembali ekspor minyak oleh Iran,” kata Kikukawa.

Pemerintah AS setuju untuk menjual minyak mentah dari cadangan darurat negara itu kepada delapan perusahaan termasuk Exxon Mobil, Chevron dan Valero, di bawah lelang yang dijadwalkan untuk mengumpulkan dana bagi anggaran federal.

Pedagang mencatat rencana pelepasan minyak dari cadangan minyak strategis (SPR) China dapat meningkatkan pasokan yang tersedia di konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.

Harapan pembicaraan terbaru mengenai kesepakatan nuklir yang lebih luas antara Iran dan Barat muncul setelah badan pengawas atom PBB mencapai kesepakatan dengan Teheran, Minggu, tentang servis peralatan pemantauan.

BACA JUGA   SKK Migas Gaspol Tarik Investor, Siapkan 60 Wilayah Kerja Baru Buat Eksplorasi!

Menambah tekanan pada harga, produksi minyak Amerika dari tujuh formasi  shale  utama diperkirakan meningkat sekitar 66.000 barel per hari pada Oktober menjadi 8,1 juta barel per hari, tertinggi sejak April 2020, menurut laporan produktivitas pengeboran bulanan Badan Informasi Energi.

Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC), sementara itu, memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal terakhir 2021 karena varian Delta virus korona sambil menaikkan proyeksi untuk 2022 menjadi 4,15 juta barel per hari, dibandingkan 3,28 juta barel per hari pada laporan bulan lalu. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *