Logo SitusEnergi
Minyak Bergerak Melemah, Brent di Level USD 88,38 Per Barrel, WTI Lebih Rendah Minyak Bergerak Melemah, Brent di Level USD 88,38 Per Barrel, WTI Lebih Rendah
Jakarta, Situsenergi.com Minyak melemah, Kamis, membukukan kerugian tipis setelah beberapa hari menguat yang mendorong harga patokan ke level tertinggi tujuh tahun karena kekhawatiran tentang... Minyak Bergerak Melemah, Brent di Level USD 88,38 Per Barrel, WTI Lebih Rendah

Jakarta, Situsenergi.com

Minyak melemah, Kamis, membukukan kerugian tipis setelah beberapa hari menguat yang mendorong harga patokan ke level tertinggi tujuh tahun karena kekhawatiran tentang pasokan yang ketat.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 6 sen menjadi USD88,38 per barrel. Brent melesat menjadi USD89,17 pada sesi Rabu, level tertinggi sejak Oktober 2014, dan melonjak 13 persen sejauh tahun ini.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari, menurun 6 sen menjadi USD86,90 per barrel pada hari terakhir masa berlaku kontrak tersebut. WTI melejit 15 persen sepanjang tahun ini. 

Kontrak WTI Maret yang lebih aktif ditutup melemah 25 sen menjadi USD85,55 per barel. Demikian mengutip laporan  Reuters,  di New York, Kamis (20/1/2022) atau Jumat (21/1/2022) pagi WIB.

Stok minyak mentah melonjak 515.000 barel, pekan lalu, sementara persediaan bensin naik 5,9 juta barel, meningkatkan inventori itu ke level tertinggi dalam setahun, menurut Departemen Energi Amerika.

“Saya tidak berpikir peningkatan pasokan bensin adalah penghambat sentimen  bullish.  Kita akan membutuhkan penyulingan untuk terus melakukan pengolahan guna memenuhi permintaan bensin di  driving season  saat musim panas – itulah salah satu alasan pasar masih didukung meski pasokan bensin meningkat,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.

Perdagangan didominasi oleh kekhawatiran pasokan, dari masalah jangka pendek seperti penghentian sementara aliran pipa Irak ke Turki hingga kekurangan yang konsisten dari anggota OPEC Plus dalam mencapai peningkatan pasokan yang ditargetkan.

BACA JUGA   Ombudsman Blusukan ke Pangkalan! Distribusi LPG 3 Kg Pertamina Dianggap Aman dan Sesuai Aturan

Sementara itu, permintaan tetap stabil, dengan pasokan produk Amerika, proksi untuk permintaan di konsumen terbesar dunia itu, mencapai 21,2 juta barel per hari selama empat pekan terakhir, di depan kecepatan pra-pandemi.

Kekhawatiran pasokan meningkat minggu ini setelah kebakaran untuk sementara menghentikan aliran melalui pipa minyak dari Kirkuk Irak ke pelabuhan Ceyhan di Turki, Selasa.

Kelompok produsen OPEC Plus yang terdiri dari OPEC dan sekutu yang dipimpin Rusia memproduksi kurang dari targetnya, dengan Badan Energi Internasional (IEA), Rabu, memperkirakan kelompok tersebut memproduksi sekitar 800.000 barel per hari di bawah target Desember.

IEA mengatakan kendati pasar minyak bisa mengalami surplus signifikan pada kuartal pertama tahun ini, persediaan kemungkinan akan jauh di bawah tingkat pra-pandemi. Badan tersebut juga meningkatkan perkiraan permintaan 2022.

Serangan oleh Houthi Yaman terhadap Uni Emirat Arab, produsen terbesar ketiga di tubuh Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC), meningkatkan risiko di antara pemasok besar. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *