Logo SitusEnergi
Minyak Anjlok Lebih Dari 1 Persen, Imbas Ekonomi China Melambat Minyak Anjlok Lebih Dari 1 Persen, Imbas Ekonomi China Melambat
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak anjlok lebih dari 1 persen, Senin, melemah untuk sesi ketiga, setelah data resmi menunjukkan  throughput  penyulingan dan aktivitas ekonomi melambat... Minyak Anjlok Lebih Dari 1 Persen, Imbas Ekonomi China Melambat

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak anjlok lebih dari 1 persen, Senin, melemah untuk sesi ketiga, setelah data resmi menunjukkan  throughput  penyulingan dan aktivitas ekonomi melambat di China sebagai indikator bahwa wabah Covid-19 terbaru melumpuhkan ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melorot USD1,09, atau 1,54 persen, menjadi USD69,50 per barel pada pukul 14.04 WIB, demikian dikutip dari laporan  Reuters,  di Tokyo, Senin (16/8/2021).

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut USD1,11 sen, atau 1,62 persen, menjadi USD67,33 per barel.

Output pabrik dan pertumbuhan penjualan ritel China melambat tajam pada periode Juli, data menunjukkan, meleset dari ekspektasi karena wabah terbaru Covid-19 dan banjir mengganggu aktivitas bisnis.

“Pelemahan minyak berjangka…kemungkinan dipicu oleh data pertumbuhan yang lebih lemah dari perkiraan dari China, yang merupakan konsumen utama minyak,” kata Kelvin Wong, analis CMC Markets di Singapura.

Pemprosesan minyak mentah China sepanjang bulan lalu juga turun ke level terendah pada basis harian sejak Mei 2020, karena penyulingan independen memangkas produksi di tengah kuota yang lebih ketat, lonjakan stok, dan penurunan laba. China adalah importir minyak terbesar dunia.

BACA JUGA   Gak Main-main! Pertamina Siapkan 30 UMKM Lokal Jadi Jagoan Ekspor Global

Di Jepang, importir minyak mentah terbesar keempat di dunia, banyak analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang moderat pada kuartal saat ini karena kondisi pembatasan darurat terbaru untuk menangani rekor kasus infeksi membebani belanja rumah tangga.

“Kami memperkirakan pertumbuhan (PDB Jepang) tetap di bawah tekanan pada kuartal ketiga karena pengeluaran dan produksi terus berjuang di tengah gangguan dari pandemi,” kata Moody’s.

Badan Energi Internasional, Kamis, mengatakan peningkatan permintaan minyak mentah berbalik arah pada Juli dan diperkirakan naik pada tingkat yang lebih lambat selama sisa tahun 2021 karena melonjaknya infeksi Covid-19 dari varian Delta yang sangat menular.

Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka ( CFTC ) Amerika, Jumat, mengatakan  money manager  mengurangi  net-long position  minyak mentah berjangka AS dan kepemilikan opsi dalam sepekan hingga 10 Agustus. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *