Jakarta, situseneergy.com
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Datar Yani Abdurrahman mengakui jika dibandingkan dengan target APBN 2020, kinerja sektor hulu migas mengalami penurunan. Namun demikian, jika dibandingkan APBN-Perubahan 2020, angka yang didapat, sudah melebihi target.
“Capaian tahun 2020 cukup bagus dibandingkan dengan target awal. Namun di dalam R-APBN ada perubahan penurunan target dampak dari Covid-19 dan turunnya harga minyak. Tapi dibandingkan industri lain, kita lebih baik,” ujar Datar Yani dalam paparan kinerja sektor hulu migas 2020 dan outlook 2021 yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (31/12/2020).
Fatar menyebutkan, ada sejumlah milestone penting selama tahun 2020, diantaranya penyelesaian 24 Side Letter PSC serta 61 LoA dan Amandemen PJBG terkait penyesuaian harga gas sesuai dengan aturan Keputusan Menteri ESDM No. 89K/2020 dan 91K/2020.
“Total gas yang disesuaikan mencapai 2.601 british thermal unit per day (BBTUD) terdiri dari 1.205 BBTUD untuk industri hilir dan 1.396 BBTUD untuk PLN,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, penyesuaian harga gas industri tersebut sangat penting untuk memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat, karena menggerakkan sektor-sektor usaha lain seperti manufaktur dan lainnya.
“SKK Migas juga berhasil menuntaskan Heads of Agreement (HoA) transisi Blok Rokan pada 28 September 2020. Dengan diberlakukannya HoA tersebut maka PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) bisa melakukan pemboran untuk menjaga produksi Rokan sampai masa berakhirnya kontrak,” sebutnya.
Selain itu, capaian lain di 2020 yakni, Plan of Development (POD) pertama Lapangan Kaliberau, Blok Sakakemang yang telah disetujui oleh pemerintah pada 29 Desember 2020.
Outlook 2021
Untuk tahun 2021, dimana situasi pandemi covid-19 belum juga usai, SKK Migas tetap mematok target lifting migas yang sama dengan APBN-P 2020 lalu, yakni sebesar 705 ribu barel minyak per hari (BOPD).
Sementara untuk lifting (salur) gas, dipatok sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), target ini lebih tinggi dibandingkan APBN – P tahun 2020 sebesar 5.556 MMSCFD.
“SKK Migas menargetkan akan melakukan 616 kegiatan sumur pengembangan.
Jumlah ini meningkat 144 persen dari realisasi kegiatan serupa di tahun 2020. Kemudian untuk kegiatan workover ditargetkan sebanyak 615 sumur dan well service juga meningkat menjadi 26.431 sumur.
“Reserve Replacement Ratio (RRR) di 100 persen, tiga tahun terakhir di atas 100 persen. Target 705 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD),” ungkapnya.
Sementara untuk cost recovery tahun 2021, ditargetkan hanya USD 8,07 miliar. Jumlah tersebut menurun dibandingkan capaian tahun ini yang sebesar US$ 8,12 miliar.
“Target penerimaan negara 7,28 billion semoga bisa meningkat kalau vaksin berhasil. Menggeliat lagi ekonomi dan akan tingkatkan investasi USD 12,3 billion. Mudah-mudahan tercapai, tantangan tidak mudah,” pungkasnya. (SNU/RIF)
Leave a comment