Logo SitusEnergi
Meski Diterpa Pandemi, Industri Sawit Tahun 2020 Tetap Moncer Meski Diterpa Pandemi, Industri Sawit Tahun 2020 Tetap Moncer
Jakarta, Situsenergi.com Di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19, industri sawit nasional masih mampu membukukan kinerja positif dan berkontribusi pada perekonomian nasional. Menurut catatan Badan... Meski Diterpa Pandemi, Industri Sawit Tahun 2020 Tetap Moncer

Jakarta, Situsenergi.com

Di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19, industri sawit nasional masih mampu membukukan kinerja positif dan berkontribusi pada perekonomian nasional. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada 2020 mengalami surplus sebesar USD21,74 miliar. Dari total surplus tersebut, ekspor produk kelapa sawit menyumbang sebesar USD22,97 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 13,60 persen dibandingkan nilai ekspor pada 2019.

Deputi V Kemenko Perekonomian, Musdalifah Machmud, mengatakan peningkatan nilai ekspor tersebut ditopang perbaikan harga crude palm oil (CPO) dan minyak nabati. Harga rata-rata CPO dan minyak nabati pada semester I/2020 mencapai sebesar USD646 per ton, lalu meningkat menjadi USD775 per ton pada semester II/2020. Mengalami peningkatan harga dibandingkan periode tahun sebelumnya, yakni harga rata-rata dari Januari-Agustus 2019 sebesar USD 524 per ton.

Peningkatan permintaan sawit tak hanya dari ekspor namun juga di pasar domestik. Sepanjang 2020, konsumsi domestik meningkat 3,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, atau menjadi sebesar 17,35 juta ton. Peningkatan ini dikarenakan naiknya permintaan oleokimia untuk konsumsi sabun dan bahan pembersih, serta meningkatnya permintaan konsumsi untuk biodiesel terkait kebijakan B30.

BACA JUGA   RI Bakal "Pamer" Transisi Energi Bersih pada Ajang ini

“Industri sawit memiliki kekuatan menangkal imbas pandemi. Kita harus perluas diversifikasi baik untuk jenis industri seperti farmasi, pangan dll. Juga untuk keperluan sehari-hari seperti sabun, lilin, makanan juga pakai kelapa sawit,” kata Musdalifah dalam keterangannya, Senin (24/5/2021).

Demi menggenjot kinerja industri sawit agar lebih berkembang lagi, pemerintah perlu melakukan investasi untuk jangka panjang dan diversifikasi produk. Menurutnya salah satu program prioritas yakni replanting dan pemanfaatan sawit sebagai energi baru terbarukan melalui mandat penggunaan B100.

“Kita juga mendorong untuk pemanfaatannya, B100 kan kita sudah riset supaya demand kita tidak tergantung dengan demand luar karena produksi kita akan terus bertumbuh. Kita juga melakukan re-planting rencananya dari produktivitasnya diharapkan bisa bertumbuh hingga tiga kali lipat dari sebelumnya,” ungkapnya. (DIN/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *