Logo SitusEnergi
Menteri Arifin: Tantangan Industri Hulu Migas Makin Meningkat Menteri Arifin: Tantangan Industri Hulu Migas Makin Meningkat
Jakarta, Situsenergi.com Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan, tantangan industri hulu migas akan semakin meningkat, apalagi pemerintah berkomitmen dan mendapatkan dukungan... Menteri Arifin: Tantangan Industri Hulu Migas Makin Meningkat

Jakarta, Situsenergi.com

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan, tantangan industri hulu migas akan semakin meningkat, apalagi pemerintah berkomitmen dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

“Peran gas bumi menjadi krusial dalam masa transisi energi, sehingga komoditas ini perlu dioptimalkan untuk mendukung pemanfaatan energi yang rendah karbon,” kata Arifin dalam acara CEO Forum di Jakarta, Rabu (16/3/2022).

Menurutnya, pada 2022 pemerintah telah menetapkan target lifting tinggi untuk minyak sebanyak 703 ribu BOPD dan lifting gas bumi 5.800 MMSCFD.

“Untuk mencapai target ini tidak bisa dengan cara-cara biasa. Kita harus melakukan upaya extra ordinary dengan melakukan eksplorasi yang masif, menerapkan teknologi, meningkatkan investasi, dan memberikan dukungan fiskal,” kata Arifin.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kenaikan harga migas memberikan windfall profit bagi pemerintah dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Di sisi lain, kenaikan harga migas itu meningkatkan beban keuangan negara karena peningkatan subsidi energi dan listrik.

“Pencapaian target lifting 2022 akan memberikan dukungan positif bagi negara, tidak hanya terkait penerimaan negara, tetapi juga menjaga defisit minyak tidak semakin melebar. Kenaikan harga minyak dunia tidak serta merta meningkatkan investasi hulu migas, karena secara bersamaan ada peningkatan investasi di sektor energi baru terbarukan,” papar Arifin.

BACA JUGA   Pertamina Goes to Campus 2025, Dorong Generasi Muda Jadi Pengusaha Energi Masa Depan

Menurut dia, industri hulu migas perlu melakukan terobosan dan eksplorasi maupun term and condition yang menarik untuk mencapai target produksi migas pada 2030. Saat ini, pemerintah bersama DPR sedang membahas RUU Migas.

“Kami mengharapkan masukan konkrit, apa saja di RUU Migas yang perlu diatur untuk meningkatkan gairah investasi. Selain itu, saya mengingatkan bahwa resiko tinggi di hulu migas untuk meminimalkannya agar KKKS mengedepankan efisiensi sehingga dapat mendorong harga gas pada end user lebih kompetitif,” tutup Menteri Arifin.

Sementara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta industri hulu migas agresif mengambil momentum kenaikan harga migas belakangan ini.

Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, industri hulu migas harus segera mengambil langkah-langkah mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan program kerja tahun 2022 pada khususnya dan investasi di hulu migas pada umumnya.

“Kondisi capaian produksi dan lifting tahun 2021 masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2021 dan long term plan industri hulu migas, sehingga perlu adanya program recovery plan. Karena itu, tahun 2022 akan menjadi kunci agar target long term plan tetap on the right track,” tukasnya.

“Migas akan terus berperan dan dibutuhkan dalam pembangunan terlebih dengan tingginya harga minyak dunia memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara,” lanjut dia.

BACA JUGA   Pertamina Gaspol Menuju NZE! Transformasi Hijau Jadi Senjata Ketahanan Energi RI

Pada 2021, kata dia, penerimaan negara dari hulu migas sebesar 13,67 miliar dolar AS atau setara Rp206 triliun dan mencapai 188,8 persen dari target APBN tahun lalu yang mencapai 7,28 miliar dolar AS.

“Jika kita bisa mencapai target 2022 yang ditetapkan tinggi, maka akan menjadi pondasi yang kuat bagi upaya untuk menutup gap yang ada, sehingga target 2030, yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD akan tetap bisa direalisasikan,” pungkasnya.(Ert/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *