

Menko Luhut Akui RI Sangat Tergantung pada Komoditas
ENERGI TERBARUKAN November 22, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta,Situsenergi.com
Pemerintah menyebut kekayaan sumber daya alam yang melimpah, RI telah bergantung pada komoditas mentah selama puluhan tahun.
Menteri Koordinator Maritim dan Invetasi, Luhut Panjaitan mengatakan ketergantungan terhadap komoditas mentah itu dapat berakibat fatal bagi Indonesia, mengingat harga komoditas sangat fluktuatif.
“Contoh dampak negatif, dari ketergantungan tersebut adalah menurunnya angka ekspor Indonesia ketika commodity boom berakhir setelah tahun 2013,” kata Menko Luhut dalam pernyataannya, Senin (22/11/2021).
“Ketergantungan ini pun mengganggu jalannya industrialisasi, karena membuat kita cenderung berpuas diri, terutama ketika harga komoditas dunia sedang tinggi, padahal banyak faktor eksternal yang mempengaruhi harga tersebut,” urainya.
Belajar dari pengalaman pahit tersebut, imbuhnya, pemerintah telah melakukan berbagai upaya supaya Indonesia dapat melakukan hilirisasi sumber daya mineralnya.
“Jika melihat dari nikel saja, kita dapat melihat keberhasilan hilirisasi ke arah stainless steel dengan ekspor besi baja pada tahun 2020 mencapai 10,9 miliar USD, hampir 10 kali nilai ekspor pada 2014 sebesar 1,1 miliar USD. Pembangunan ini juga berimbas ke meningkatnya lapangan kerja terutama di bidang teknologi. Di PT IMIP sendiri, lebih dari 30.000 SDM diserap sebagai tenaga kerja,” papar Menko Luhut.
Namun demikian, SDM Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan industri, sehingga masih mengandalkan TKA untuk pengoperasian beberapa mesin tertentu meski porsinya kecil, yakni kurang dari 10 persen total tenaga kerja.
“Agar tidak terlalu lama bergantung pada tenaga kerja asing, pemerintah terus mendorong industri melakukan transfer pengetahuan dan teknologi supaya masyarakat Indonesia dapat meraih manfaat di kemudian hari,” kata Menko Luhut.
Sementara itu, dampak positif secara ekonomi yang dirasakan oleh daerah-daerah yang melakukan hilirisasi nikel adalah selama masa pandemi pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah tersebut terjaga.
“Contohnya PDRB Sulawesi Tengah yang tidak mengalami kontraksi sama sekali sepanjang 2020 hingga saat ini, meskipun daerah lain dan PDB Indonesia mengalami kontraksi dalam terutama pada kuartal II-2020,” tuturnya.
Disisi lain, Menko Luhut menyebutkan bahwa pada era yang dinamis ini, isu energi dan sumber daya mineral memasuki babak baru. Dengan makin memburuknya dampak perubahan iklim, banyak negara-negara di dunia terus memperbarui memperbaharui target emisi mereka.
“Karena secara jangka panjang, perubahan iklim, terutama yang diakibatkan aktivitas manusia (man-made), dapat mengancam kehidupan kita semua,” ujarnya. (SA/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.