Home ENERGI Menko Airlangga: Investor Taiwan Lirik Proyek Balongan
ENERGI

Menko Airlangga: Investor Taiwan Lirik Proyek Balongan

Share
Share

Jakarta, Situsenergy.com

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan proyek pengembangan kilang Balongan saat ini tengah dilirik investor asal Taiwan. Bahkan, kata dia, kerja sama ini tengah finalisasi.

“Terkait pengembangan kilang di Balongan, ini finalisasi dengan investor dari Taiwan,” ujar Airlangga usai rapat terbatas terkait Proyek Strategis Nasional, Jumat (29/5).

Menurut dia, nilai investasi yang akan disepakati dengan Taiwan ini mencapai US$ 12 miliar, sudah termasuk dengan pembangunan kilang petrokimia yang akan terintegrasi. Apabila kilang ini jadi, diharapkan akan terdapat penghematan devisa dengan nilai mencapai US$ 12 miliar juga.

Masuknya investor Taiwan di proyek pengembangan kilang Balongan ini merupakan kabar baru. Sebab, sampai April lalu proyek RDMP Balongan ini masih tercatat dalam proses penjajakan kerja sama dengan ADNOC (Abu Dhabi National Oil Company).

Pembangunan RDMP Balongan Fase 1, terakhir ada pada tahap Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering dan PT Enviromate Technology International) dan konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. proses ini ditargetkan selesai pada Mei 2020.

Fase 2, saat ini sedang dilakukan studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM.

Sementara, penjajakan dengan ADNOC semula untuk proyek RDMP Balongan Fase 3 , di mana akan dibangun kompleks kilang terintegrasi dengan petrokimia di Balongan, Jawa Barat.

Tertunda Hingga 1 Tahun

Pada kesempatan itu, ia juga memastikan, bahwa pengembangan sejumlah proyek smelter di Indonesia akan tertunda seiring dengan rencana investasi investor yang terhambat lantaran pandemi virus corona (Covid-19). “Beberapa investasi di pengembangan smelter, itu ada penundaan akibat Covid-19,” katanya.

Menurut Airlangga bukan tidak mungkin pengembangan proyek smelter bisa molor antara 5 bulan sampai dengan 1 tahun yang akan datang. “Tentu ada yang tertunda 4 – 5 bulan, ada yang tertunda sampai 1 tahun. Tentunya terhadap proyek ini yang diharapkan bisa diselesaikan di periode 2020 – 2024. Kalau untuk proyek terkait oil and gas kami berharap konstruksi bisa mulai sebelum 2024,” paparnya.

Sebelumnya PT Freeport Indonesia juga telah menyatakan bahwa proyek pembangunan smelter di Indonesia akan sulit dilanjutkan karena wabah corona. Apalagi, mayoritas investor berasal dari luar negeri.(mul/rif)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...

Medco Power Resmi Operasikan Pembangkit Listrik Rendah Emisi di Batam

Jakarta, situsenergi.com Langkah nyata menuju energi bersih terus dilakukan PT Medco Energi...