Home Uncategorized Melambat Karena Resesi, BKPM Yakin Transisi Energi Tetap Jalan
Uncategorized

Melambat Karena Resesi, BKPM Yakin Transisi Energi Tetap Jalan

Share
BKPM Yakin Transisi Energi Tetap Jalan
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Direktur Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan mengatakan, di tengah peningkatan harga komoditas dan gangguan rantai pasok global, beberapa negara kembali kepada sumber energi yang tidak berkelanjutan seperti batu bara untuk memenuhi kebutuhan di tengah musim dingin yang akan segera datang.

“Namun ke depan negara-negara di dunia akan tetap melanjutkan transisi energi dan pembangunan yang berkelanjutan, termasuk di Indonesia yang telah meluncurkan peta jalan untuk mencapai target emisi karbon nol,” Indra dalam dalam Bincang Bersama BKPM, Bappenas, dan KADIN di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

“Pemungutan pajak karbon memang kita tunda, tapi kita sudah melakukan uji coba pasar karbon terhadap 50 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dimana 20 PLTU menjadi pembeli karbon dan selebihnya menjadi penjual. Kita simulasikan,” sambungnya.

Terkait transisi energi, Indra menyebutkan bahwa hal itu akan tetap berjalan meskipun melambat karena resesi global di 2023. Selain itu, investasi untuk transisi energi dan pembangunan berkelanjutan pun diperkirakan akan terus meningkat ke depan.

“Saya yakin kita tidak akan keluar dari ambisi dan cita-cita untuk melakukan transisi energi. Kita memang mengalami keterlambatan, tapi cita-cita kita tidak berubah karena kita memiliki komitmen yang kuat dan potensi yang besar,” tukasnya.

Sementara Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengatakan, krisis pandemi Covid-19 menjadi pengingat untuk segera merealisasi transisi energi.

“Kita sadar kita tidak bisa menghindari lagi transisi energi. Resesi global ini bukan alasan kita masih bisa menggunakan sumber energi yang tidak berkelanjutan,” ujarnya.

Apalagi ia memperkirakan bahwa ke depan, pembiayaan untuk sektor usaha yang tidak berkelanjutan, seperti untuk usaha batu bara akan terus menurun karena masyarakat global semakin sadar pembangunan berkelanjutan bukan sekadar tren.

“Untuk saat ini investasi untuk batu bara akan menjadi lebih sulit, karena perbankan saja sudah banyak yang mulai tidak mau membiayai. Itu juga akan mempengaruhi transisi energi,” pungkasnya.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Official Safety Car MotoGP di Mandalika Gunakan Pertamax Turbo untuk Bahan Bakar

Mandalika, situsenergi.com Pertamina Grand Prix of Indonesia tengah digelar di Mandalika, Lombok....

23 Tahun Membangun Fondasi Ketenagalistrikan Indonesia, PLN Enjiniring Mantap Menuju World Class Engineering Champion 2030

Jakarta, situsenergi.com Memasuki usia ke-23 dengan mengusung tema “Empowering Future Engineering”, PLN...

Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan BBM Aman hingga Pelosok Nusantara

Jakarta, situsenergi.com Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya menjaga ketersediaan bahan bakar minyak...

Harga BBM Malaysia Lebih Murah dari Indonesia? Eits, Jangan Buru-buru Ambil Kesimpulan, Cek Dulu Faktanya!

Jakarta, situsenergi.com Kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) di Malaysia dan Indonesia...