Jakarta, Situsenergi.com
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan transmisi energi bisa ditempuh melalui kerjasama, salah satu kerjasama JETP yang telah disepakati pasca pertemuan G20 lalu antara Indonesia, Amerika dan Jepang.
“Gerak cepat, barang kali ini gambaran yang tepat untuk progres kerjasama JETP yang telah disepakati pasca pertemuan G20 lalu,” kata Luhut dalam pernyataannya dikutip dari unggahan akun pribadinya, dikutip Sabtu (18/02/2022).
JETP merupakan Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan merupakan upaya bersa lintas negara dalam menghadapi perubahan iklim dan menjalankan transisi ke energi berkelanjutan.
Menurut Luhut, kemitraan itu sejalan dengan tujuan dari Paris Agreement untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan melepaskan dari energi fosil.
“Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumber energi EBT, Indonesia sudah dipastikan membutuhkan dukungan dalam melakukan perubahan menuju energi berkelanjutan,” kata dia.
Dikatakan Luhut, JETP akan menjadi ska pembiayaan transisi energi yang berkeadilan kepada masyarakat dan kelompok rentan yang terdampak langsung oleh proses transisi energi di sebuah negara.
“Dukungan teknis, keuangan dan kapasitas untuk mempercepat penyebaran energi baru terbarukan membuat JETP menjadi satu – satunya kemitraan pendanaan iklim multilateral terbesar,” kata dia.
Dengan hadirnya JETP, kata Luhut mendukung target iklim Indonesia yang ambisius melalui upaya kolaboratif dan pembiayaan oleh mitra internasional terkait termasuk mobilisasi pembiayaan awal publik dan swasta sebesar USD20 miliar dalam 3 – 5 tahun kedepan.
“Dengan dukungan dari IPG, saya yakin kami dapat mempercepat EBT tanpa gangguan pertumbuhan ekonomi,” kata dia.(SA/SL)
Leave a comment