Margin Premium Kecil Picu Pemain Nakal Tak Tebus BBM Premium
ENERGI March 8, 2018 Editor SitusEnergi 0
Jakarta, situsenergy.com
Disinyalir bahwa kelangkaan Premium yang terjadi akhir-akhir ini dipicu oleh kecilnya margin bahan bakar minyak (BBM) jenis ini jika dibandinkan BBM yang lainnya seperti Pertalite, misalnya.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), Henry Achmad, menyebutkan bahwa BPH Migas memiliki data pemain (pemilik SPBU) yang cenderung nakal dengan memanfaatkan kondisi ini.
Disebutkannya, margin Premium lebih kecil dibandingkan dengan Pertalite dan Pertamax. Pertalite saja marginnya Rp 400 per liter.Sedangkan Premium hanya Rp280 per liter. Kondisi ini membuat pemain tidak menyediakan Premium. “Dia (pemain–red) tidak menebus Premium, akan tetapi dia minta saja Pertalite,” kata Henry di Jakarta, Rabu (7/3).
Sementara, harga Premium di wilayah Jawa Madura Bali (Jamali) dipatok sebesar Rp6.550 per liter dan di luar Jamali sebesar Rp6.450 per liter. Dan Solar dipatok sebesar Rp5.150 per liter.
Untuk BBM non subsidi, harga termurah yakni Rp7. 600 per liter untuk jenis Pertalite. Serta Pertamax sebesar Rp 8.900 per liter.
Seperti telah dirlis media massa, kasus kelangkaan Premium ditemukan BPH Migas di beberapa daerah seperti di Riau dan Lampung.
Untuk mengantisipasi terjadinya kasus serupa, BPH Migas realisasi distribusi Premium lebih aman dengan pasokan di atas kuota yang ditetapkan.Namun itu, Henry mengakui bahwa masyarakat sekarangi mulai berimigrasi dari Premium ke BBM jenis lain.
“Kenapa kok, misalnya, di 2017 itu 12,5 juta KL dan 2018 7,5 juta KL? Ya, karena dilihat realiasinya (2017) itu ternyata sebagian pengguna BBM jenis Premium sudah lebih sadar,” kata Henry.(mul)
No comments so far.
Be first to leave comment below.