

Luhut: R&D Komponen Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai
LISTRIK October 25, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, situsenergi.com
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, R&D (research and development) merupakan komponen kunci dalam ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, khususnya dalam teknologi lithium baterai dan battery management system yang akan memainkan peran kunci dalam pengembangan kendaraan listrik ke depannya.
Hal ini disampaikan Luhut dalam Peluncuran Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Indonesia yang dipantau secara daring dari saluran Youtube Kemenko Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Senin (25/10/2021).
Menurut dia, untuk mendukung pengembangan R&D di industri tersebut, pemerintah akan mengirimkan setidaknya 400 putra-putri terbaik bangsa setiap tahunnya untuk mempelajari sains dan teknologi mulai tahun depan.
“Pemerintah melalui program presidential scholarship akan mengirimkan setidaknya 400 putra putri terbaik setiap tahun untuk mengambil program S1, S2 dan S3 di universitas top dunia dalam bidang sains dan tekno, dan akan dimulai tahun depan. Termasuk dalam area chemical engineering, yang penting dalam pengembangan lithium baterai,” paparnya.
Luhut mengungkapkan, untuk mendukung pengembangan industri baterai lithium dan kendaraan listrik dalam waktu 5 hingga 10 tahun ke depan dibutuhkan investasi sekitar USD 35 miliar.
“Sesuai perhitungan kami, semua sistem yang kita bangun itu akan berjumlah kira-kira USD 35 miliar untuk komitmen investasi, yang juga sudah didapatkan Indonesia, untuk pengembangan industri baterai lithium dan kendaraan listrik dalam waktu 5-10 tahun ke depan,” tukasnya.
Ia mengatakan, investasi tersebut akan menempatkan Indonesia dalam posisi kunci dalam mata rantai suplai kendaraan listrik global. Untuk itu Luhut meminta semua pihak fokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang kuat guna mendorong pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia.
“Ekosistem tersebut terdiri dari kendaraan listrik dan komponen pendukungnya, industri baterai listrik, industri recycling (daur ulang) baterai listrik, jaringan charging station (stasiun pengisian) dan swap battery (penukaran baterai). Dan yang tidak kalah penting adalah R&D industri secara keseluruhan,” jelasnya.
Ketua Tim Penguatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) ini juga mengungkapkan, bahwa Kementerian Perindustrian juga akan memasukkan kontribusi nilai investasi dan kegiatan di bidang R&D sebesar 20 persen dalam penghitungan komponen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kendaraan listrik yang dijual di Indonesia.
“Semua ini dilakukan untuk memastikan kita memiliki ekosistem R&D di bidang kendaraan listrik yang memadai. Mengenai pengiriman anak-anak pintar Indonesia, tiap tahun 400 dan Presiden masih dorong, mungkin setelah tahun 2022, angka ini bisa double (berlipat ganda) jumlahnya,” pungkasnya.(ERT/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.