Mamasa, Situsenergi.com
Ratusan siswa di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, kini merasakan perubahan besar dalam dunia pendidikan. Setelah bertahun-tahun belajar tanpa listrik, kini 82 sekolah di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) itu menikmati pembelajaran digital berkat program listrik desa (Lisdes) dari PT PLN (Persero).
Dari total 82 sekolah, sebanyak 25 sekolah telah menggunakan sistem listrik SuperSUN, sementara 57 sekolah lainnya menikmati pasokan listrik melalui perluasan jaringan PLN. SuperSUN sendiri merupakan inovasi energi bersih karya anak bangsa yang menggabungkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro dan Battery Energy Storage System (BESS), memungkinkan suplai listrik di daerah yang belum terjangkau jaringan konvensional.
Musa, guru di SDK 014 Sokbok, Mamasa, mengaku tak bisa menyembunyikan rasa harunya saat listrik PLN akhirnya menerangi sekolahnya. Ia mengatakan, kehadiran listrik membuka peluang bagi para guru menggunakan media digital dalam proses belajar mengajar.
“Terima kasih kepada PLN yang telah memasang SuperSUN. Kini kami bisa menghadirkan pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan,” ujar Musa penuh sukacita.
Proses melistriki sekolah-sekolah ini bukan tanpa tantangan. Tim PLN harus menempuh perjalanan sejauh 331 kilometer dari Makassar ke Mamasa, lalu menghadapi medan berat sejauh 18,9 kilometer menuju lokasi sekolah. Di beberapa titik, mereka bahkan memikul panel surya seberat 100 kilogram sejauh 9 kilometer karena kendaraan tak bisa melintas. Namun semua perjuangan itu terbayar ketika cahaya pertama menyala dan anak-anak bersorak gembira menyambut terang.

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, menyampaikan apresiasinya kepada PLN atas kerja keras menghadirkan listrik di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
“Kehadiran listrik bukan sekadar menerangi ruang belajar, tetapi juga menjadi pondasi penting bagi percepatan digitalisasi pendidikan,” ujarnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa perluasan akses listrik merupakan wujud nyata komitmen PLN dalam menghadirkan energi berkeadilan.
“Setiap anak Indonesia berhak belajar di bawah cahaya yang sama. Listrik bukan hanya menyalakan lampu, tapi juga membuka jalan menuju transformasi pendidikan dan pemerataan pembangunan,” tegasnya.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menambahkan, hingga September 2025 sudah ada 1.500 unit SuperSUN yang terpasang di wilayah Sulselrabar. Selain itu, 503 sekolah kini telah teraliri listrik, membuka peluang bagi pembelajaran yang lebih modern dan inklusif.
Program listrik desa ini tak hanya membawa terang, tetapi juga harapan baru bagi masa depan pendidikan di pelosok negeri. (*)
Leave a comment