

Laju Penguatan Harga Minyak Tertahan Kekhawatiran Lonjakan Kasus Corona
ENERGI November 13, 2020 Editor SitusEnergi 0

New York, Situsenergy.com
Laju Penguatan harga minyak yang terjadi dalam sepekan terakhir, kali ini terhambat kekhawatiran yang terjadi akibat lonjakan kasus Corona di dunia. Hal ini membuyarkan optimisme di pasar bahwa perekonomian akan segera bangkit setelah vaksin didistribusikan ke masyarakat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 27 sen menjadi USD43,53 per barel pada Kamis (12/11/2020) atau Jumat dini hari (14/11/2020) WIB. Sementara itu minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika, melemah 33 sen menjadi USD41,12 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters.
Pelemahan harga minyak pada Kamis, selain terbebani lonjakan kasus virus corona yang memukul ekonomi global juga diperparah dengan kenaikan tak terduga dalam stok minyak mentah Amerika.
Eropa bergulat dengan lonjakan infeksi dan pembatasan sosial terbaru. Di Amerika Serikat, kasus baru melampaui 100.000 per hari selama beberapa hari, dan lebih dari selusin negara bagian melipatgandakan jumlah kasus dalam dua pekan terakhir.
“Ketika saham melemah, minyak mengikuti,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago. “Ini adalah pasar yang sangat gelisah.” tuturnya.
Data pemerintah AS menambah sentimen bearish, karena persediaan minyak mentah naik 4,3 juta barel pekan lalu, dibandingkan perkiraan penurunan 913.000 barel.
Kedua kontrak tersebut menguat minggu ini setelah data menunjukkan vaksin virus corona eksperimental yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech efektif 90 persen, meningkatkan harapan bahwa pandemi bisa dikendalikan.
Meski dengan perkembangan itu, permintaan minyak tetap goyah. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak global tidak mungkin meningkat secara signifikan hingga 2021, jika vaksin tersebut berhasil.
“Kendati vaksin tetap menjadi berita terbaik yang diterima sejak virus menyebar, kehidupan tidak akan kembali normal dalam hitungan hari atau minggu,” kata Hussein Sayed, Kepala Strategi Pasar di FXTM.
Demikian pula, Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) menurunkan perkiraan permintaan, Rabu, mengatakan konsumsi akan pulih lebih lambat pada 2021 ketimbang ekspektasi sebelumnya karena virus tersebut.
Menteri Energi Aljazair mengatakan OPEC Plus – kelompok OPEC dan sekutunya termasuk Rusia – dapat memperpanjang pengurangan produksi 7,7 juta barel per hari (bph) hingga 2021, atau memperdalamnya lebih jauh jika diperlukan.
OPEC Plus diperkirakan menunda kenaikan pasokan yang dijadwalkan pada Januari karena prospek yang lemah tersebut. OPEC Plus mempertimbangkan pengurangan pemotongan pasokan menjadi 5,7 juta bph.
“Kami rasa OPEC tidak punya pilihan selain menunda peningkatan produksi; kemungkinan besar dalam tiga bulan,” kata analis ANZ Research. (SNU/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.