

Lagi, Harga Minyak Dunia Tertekan Isu Omicron
MIGAS December 2, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Minyak mentah berjangka ditutup lebih rendah, Rabu, karena reli awal menyusut dan aksi jual meningkat di tengah kekhawatiran varian Omicron virus korona dapat memangkas permintaan minyak ketika pasokan global meningkat.
Di akhir sesi, harga minyak jatuh ke wilayah negatif setelah pejabat Amerika Serikat mengatakan varian Omicron–diyakini lebih menular daripada jenis virus corona sebelumnya–telah ditemukan di negara itu.
“Ketika pasar mendapat berita tentang varian Frankenstein, kita menjual dan mengajukan pertanyaan nanti,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York, dan memperkirakan momentum lebih bullish untuk kembali setiap kali WTI melintas di atas USD70 per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika, ditutup turun 61 sen, atau 0,9 persen, menjadi USD65,57 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, berkurang 36 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD68,87 per barel.
Demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (1/12/2021) atau Kamis (2/12/2021) pagi WIB. Selama sesi tersebut, WTI melambung sebanyaknya 4 persen.
Patokan minyak berjangka itu berada di bawah tekanan selama berminggu-minggu karena sejumlah faktor, mulai dari varian baru virus corona dan keputusan AS untuk melepaskan barel minyak dari cadangan darurat bersama dengan beberapa negara lain.
Spekulan pasar yang membangun long position tahun ini didorong ekspektasi ketatnya pasokan, telah bergeser karena fundamental berubah. Namun, pialang utama mengatakan aksi jual menjadi terlalu jauh, terlalu cepat.
“Komunitas spekulan mengontrol situasi di sini,” kata Robert Yawger, Direktur Mizuho.
Kontrak front-month Brent dan WTI pada November mencatat penurunan persentase bulanan tertajam sejak Maret 2020, dengan Brent anjlok 16 persen dan WTI merosot 21 persen.
Varian baru itu memperumit proses pengambilan keputusan bagi Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutu mereka, dikenal sebagai OPEC Plus, yang bertemu pekan ini untuk memutuskan apakah bakal terus menambahkan pasokan 400.000 barel per hari ke pasar.
Beberapa berspekulasi bahwa OPEC Plus dapat menghentikan penambahan tersebut dalam upaya untuk memperlambat pertumbuhan pasokan, yang sekarang diperkirakan menghasilkan surplus 3,8 juta barel per hari pada Maret 2022, menurut laporan internal yang dilihat Reuters. OPEC Plus kemungkinan akan membuat keputusan pada Kamis.
Beberapa menteri OPEC Plus mengatakan tidak perlu mengubah arah. Tetapi, bahkan jika OPEC Plus setuju untuk melanjutkan peningkatan pasokan yang direncanakan pada Januari, produsen mungkin kesulitan untuk menambahkan sebanyak itu.
“Ada banyak hal yang menunjukkan bahwa OPEC Plus pada awalnya tidak akan meningkatkan produksi minyaknya lebih jauh dalam upaya mempertahankan harga saat ini di kisaran USD70,” kata analis PVM, Stephen Brennock.
Amerika Serikat, bersama dengan beberapa negara lain, mengumumkan rencana pada November untuk melepaskan 50 juta barel cadangannya ke pasar, dalam upaya mendinginkan harga energi.
Wakil Menteri Energi AS, David Turk, mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden dapat menyesuaikan waktu rencana pelepasan stok minyak mentah strategis jika harga energi global turun secara substansial.
Stok bensin AS naik 4 juta barel pekan lalu menjadi 215,4 juta barel, data pemerintah menunjukkan, jauh melampaui ekspektasi analis, dan dengan penurunan keseluruhan bensin yang dipasok oleh penyuling, sinyal permintaan. Dalam basis empat minggu, permintaan bensin tetap sejalan dengan tingkat pra pandemi.
Persediaan minyak mentah turun 910.000 barel dalam seminggu, data menunjukkan, dibandingkan perkiraan untuk penyusutan 1,2 juta barel. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.